https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/issue/feed Geo Spatial Proceeding 2021-09-30T14:30:39+07:00 Rita Noviani ritanoviani@staff.uns.ac.id Open Journal Systems <p>Geo Spatial Proceeding merupakan tebitan ilmiah yang mengkaji tentang geografi, geospasial, dan pendidikan geografi. Proseding ini diterbitkan oleh Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. </p> https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/1 Pola Spasial Pergerakan Merantau Masyarakat Nagari Sungai Durian Kecamatan Patamuan 2021-09-20T13:22:41+07:00 Elvi Zuriyani elvizuriyani@gmail.com Afrital Rezki elvizuriyani@gmail.com Rika Despica elvizuriyani@gmail.com Erna Juita elvizuriyani@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pergerakan dan daerah tujuan rantau masyarakat Nagari Sungai Durian Kecamatan Patamuan Kabupaten Padang Pariaman. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik analisis kewilayahan menggunakan analisis Sistem informasi Geografis. Jenis sampel dalam penelitian ini adalah sampling nonprobability dengan teknik quota sampling. Jumlah sampel yang ditetapkan secara quota sebanyak 100 kepala keluarga sebagai reponden penelitian. Untuk menentukan pola pergerakan masyarakat, telah digunakan teknik pemetaan. Berdasarkan hasil penelitian, masyarakat Nagari Sungai Durian pada umumnya telah mengetahui tentang istilah merantau sebesar 78,51% responden. Jumlah masyarakat Nagari Sungai Durian yang saat ini sedang merantau adalah sebanyak 87.80%. Daerah tujuan merantau masyarakat Nagari Sungai Durian adalah daerah yang masih dalam satu kabupaten yaitu Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang (Ibu kota Propinsi Sumatera Barat), daerah di luar Kabupaten Padang Pariaman dan daerah di luar Provinsi Sumatera Barat.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/2 Evaluasi Peta Blok 5 PBB Desa Gajahan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karangayar untuk Mendukung Program PTSL 2021-09-20T13:50:50+07:00 Fendi Hary Yanto fendi@staff.uns.ac.id <p>Pajak merupakan salah satu sumber penting penerimaan negara yang sangat penting bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat masyarakat. Salah satu jenis pajak yang berpotensi menjadi sumber penerimaan adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD), sebagaimana telah disetujui pada tanggal 15 September 2009, Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) yang yang semula dikelola oleh pemerintah pusat dialihkan ke pajak daerah dan dikelola sepenuhnya di pemerintah lokal. Menanggapi hal ini, beberapa pemerintah daerah telah menunjuk DISPENDA dan DPPKAD untuk mengatur dan mengurus PBB dan dilimpahkan ditingkat yang terendah di pemerintah desa. Namun, ditemukan beberapa permasalahan di tingkat desa. Salah satu alasan yang terlihat adalah kurangnya ketersediaan dan kualitas data geopasial. Dengan kondisi ini, pemerintah daerah tidak akan mampu mengelola up to date nilai pajak PBB secara tepat dan akurat. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kualitas data geospasial di Desa Gajahan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karangayar. Evaluasi dilakukan pada peta blok 5 PBB yang terdapat banyak aset desa dan di ikutkan dalam proses PTSL. Peta cetak blok PBB diigitasi ulang dan dianalisis menggunakan sofwer GIS. Evaluasinya adalah difokuskan pada aspek geometri, posisi dan hasil sertifikat PTSL. Selanjutnya, wawancara juga dilakukan untuk mengukur persepsi aparat pemerintah desa gajahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari elemen kualitas data geospasial menunjukkan posisi yang kurang akurat dan bentuk geometri ada kemiripan. Serta dari hasil digitasi peta blok 5 PBB bisa digunakan sebagai pendukung program PTSL. Hasil wawancara dengan aparat desa adalah hanya mampu memebaca peta lama dan belum bisa mengupdate data baru<em>.</em></p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/3 Pemodelan Perubahan Penggunaan Lahan Menggunakan Metode Markov Chain di Kabupaten Bogor 2021-09-20T13:58:33+07:00 Muhamad Azhar Fakhri f.azhar98@gmail.com Muhammad Buce Saleh f.azhar98@gmail.com Sri Lestari Munajati lestari.munajati@gmail.com <p>Kabupaten Bogor terletak berdekatan dengan Ibukota Negara yang menyebabkan perkembangan pembangunan yang pesat sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan penggunaan lahan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Bogor tahun 2000-2010 dan membangun model prediksi perubahan penggunaan lahan tahun 2017 dengan metode Markov Chain. Hasil penelitian diperoleh bahwa kelas penggunaan yang paling banyak terkonversi adalah tegalan/ladang menjadi penggunaan lahan lain sebesar 11.224 ha, sedangkan penggunaan lahan yang paling banyak bertambah adalah perkebunan sebesar 10.982 ha. Pemodelan perubahan penggunaan lahan dengan metode Markov Chain menggunakan tiga faktor peubah bebas yaitu jarak ke jalan, jarak ke pusat kota kecamatan dan kemiringan lereng. Ketiga faktor tersebut memiliki keterkaitan dengan perubahan penggunaan lahan dengan nilai 0,79 pada uji Cramer’s V. Pemodelan yang dilakukan menghasilkan model proyeksi penggunaan lahan tahun 2017 dan mendapat nilai Kappa sebesar 0,87 sehingga bisa dikatakan pemodelan yang dilakukan telah berhasil dan dapat memproyeksikan perubahan penggunaan lahan di masa mendatang.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/4 Aplikasi ArcGIS Model Builder untuk Analisis Intensitas Pemanfaatan Ruang 2021-09-20T14:04:59+07:00 Rahman Hilmy Nugroho erhanugro@gmail.com <p>Intensitas pemanfaatan ruang adalah ketentuan mengenai kepadatan zona terbangun yang diukur melalui KDB, KLB, dan KDH. Ketentuan ini mengatur intensitas pemanfaatan yang diperbolehkan pada suatu zona dan menjadi aturan dasar pada peraturan zonasi yang disusun untuk setiap zona peruntukan dengan memperhatikan fungsinya. Dalam menganalisis intensitas pemanfaatan ruang dapat memanfaatkan teknologi sistem informasi geografis, salah satunya dengan mengaplikasian ArcGIS Model Builder. Oleh karena itu, tujuan dari kajian ini adalah untuk membuat alat penghitung Intensitas Pemanfaatan Ruang menggunakan ArcGIS Model Builder dengan studi kasus Kota Surakarta. Model Builder adalah bahasa pemrograman visual untuk membangun alur kerja geoprocessing. Model ini dapat digunakan untuk memetakan alur pekerjaan repetitif yang melibatkan banyak pekerjaan yang lainnya, sehingga dapat mempercepat proses analisis. Hasil dari model ini dapat membuat peta KDB, KLB, dan KDH Kota Surakarta yang dapat digunakan untuk menyusun rencana zonasi.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/5 Integrasi Peta Tematik Pertanahan Berbasis Kebijakan Satu Peta (Studi Kasus Kantor Pertanahan Kabupaten Pasaman Barat) 2021-09-20T14:29:42+07:00 Hadi Arnowo h_arnowo@yahoo.com <p>Peta tematik pertanahan merupakan segala jenis peta tematik yang digunakan untuk kegiatan operasional dan menghasilkan informasi pertanahan. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode kualitatif yaitu menggunakan data kualitatif yang berasal dari pengamatan dan laporan hasil kegiatan penggabungan peta tematik ke dalam sistem komputerisasi di Kantor Pertanahan Kabupaten Pasaman Barat. Tujuan penelitian untuk mengetahui proses penggabungan peta tematik dari berbagai sumber dan melakukan standardisasi agar dapat terintegrasi dengan bidang-bidang tanah yang ada dalam sistem komputerisasi. Hasil yang diperoleh adalah penggabungan peta tematik ke dalam sistem KKP (Komputerisasi Kegiatan Pertanahan) memerlukan tahapan kegiatan yaitu inventarisasi peta baik yang berasal dari peta cetak maupun peta digital, standardisasi peta, pemasukan data digital ke dalam sistem, pengolahan data digital dan penyajian hasil. Sebagai referensi peta dasar adalah peta dasar pendaftaran tanah. Di lingkungan pertanahan atau agraria penggunaan peta dasar harus berbasis bidang tanah mengingat objek dari pemetaan pertanahan adalah persil tanah. Berdasarkan PP No. 24 Tahun 1997 peta dasar untuk layanan pertanahan adalah Peta Dasar Pendaftaran Tanah. Meskipun sumber-sumber data spasial lainnya memiliki sistem referensi yang berbeda, tetapi data spasial tersebut dapat diintegrasikan ke dalam KKP dengan aplikasi pengolah data spasial. Dalam rangka kegiatan pertanahan, peta-peta tematik terkait dijadikan referensi untuk pekerjaan di lapangan. Selain menggabungkan data spasial tematik, Kantor Pertanahan juga menggabungkan data tekstual dan data spasial di dalam KKP<em>.</em></p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/6 Penggunaan Media SWAY dalam Pembelajaran Daring selama Pandemi Covid Tema Karakteristik Geografis Indonesia Kelas V SD 2021-09-20T14:35:05+07:00 Diyas Age Larasati diyaslarasati09@gmail.com <p>Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan media sway dalam pembelajaran daring selama pandemi covid tema karakteristik Geografis Indonesia kelas V SD. Media sway bagian dari Microsoft 365 yang memiliki fitur presentasi berupa foto, gambar, video, bagan, link, dan lainnya dalam format dan desain yang lebih menarik. Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Instrumen penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur melalui video call whatsapp dan kuisioner tertutup melalui googleform. Responden penelitian ini berjumlah 40 orang, terdiri atas 35, 4 guru dan 1 kepala sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 85% respon positif terhadap penggunaan media sway. Sangat setuju 10% dan 5% Kurang setuju bahwa penggunaan media sway dapat membantu pembelajaran daring selama pandemi covid. Kelebihan media sway menurut responden adalah lebih menarik dan interaktif, sehingga dapat berkomunikasi secara jarak jauh. Kelemahan media sway menurut responden adalah media baru dan belum terbiasa mengaksesnya.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/7 Sister Village Plan Project: Pendidikan Mitigasi Bencana dengan Model Pembelajaran Flipped Classroom Berbantuan Google My Maps 2021-09-20T15:02:34+07:00 Thomas Dannar Sulistyo thdannarsulistyo@staff.debritto.sch.id <p>Pendidikan mitigasi bencana menjadi bagian integral dari pembelajaran geografi. Pendidikan mitigasi bencana di masa pandemi membutuhkan inovasi mengingat proses pembelajaran dilakukan secara jarak jauh. <em>Sister Village Plan Project</em> merupakan pembelajaran berbasis proyek dengan menggunakan model <em>flipped classroom</em> berbantuan <em>web-based geospatial tool</em>, <em>Google My Maps</em>. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran <em>flipped classroom </em>berbantuan <em>Google My Maps</em> untuk pendidikan mitigasi bencana di SMA Kolese De Britto Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah <em>research &amp; development. </em>Hasil penelitian menunjukkan <em>Sister Village Plan Project</em> dapat menciptakan kelas yang ramah terhadap berbagai macam gaya belajar dan kecepatan belajar peserta didik. Proses pembelajaran dapat mengkombinasikan pembelajaran sinkronus dan asinkronus sehingga dapat menjadi solusi berbagai kendala peserta didik ketika pembelajaran jarak jauh. <em>Sister Village Plan Project</em> dapat meningkatkan hasil belajar dan menciptakan pengalaman belajar yang kontekstual kepada peserta didik melalui pembuatan dokumen perencanaan dan peta virtual sebagai langkah kesiapsiagaan menghadapi bencana.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/8 Persepsi Masyarakat Pada Pelaksanaan Program Kampung Iklim (PROKLIM) di Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo 2021-09-20T15:17:48+07:00 Anggun Nur Z.O chatarinamuryani@staff.uns.ac.id Chatarina Muryani chatarinamuryani@staff.uns.ac.id Rita Noviani ritanoviani@staff.uns.ac.id Seno Budhi Ajar senobudhiajar@staff.uns.ac.id <p>Program kampung iklim merupakan program Pemerintah Indonesia berlingkup nasional melalui Kementrian Lingkungan Hidup berbasis pembedayaan masyarakat yang dikembangkan dengan tujuan untuk mendorong partisipasi masyarakat dan seluruh pihak dalam peningkatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan Proklim dan menganalisis persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan Proklim di daerah penelitian. Analisis persepsi masyarakat kampung iklim dilihat dari segi pengetahuan dan dukungan aktif masyarakat dalam kegiatan Proklim. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan metode penelitian campuran <em>(Mixed method)</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan dukungan aktif masyarakat terhadap Proklim dalam kategori persepsi positif dengan kelas sangat tinggi. Persepsi positif ini akan mendukung partisipasi aktif masyarakat dan merupakan salah satu faktor keberhasilan program Proklim di daerah penelitian.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/9 Analisis Daya Dukung Lahan Berdasarkan Ketersediaan dan Kebutuhan Lahan Kabupaten Sragen 2021-09-21T13:34:42+07:00 Wahid Syahidin Syahidin.w14@gmail.com Rahning Utomowati rahning_u@staff.uns.ac.id Rita Noviani ritanoviani@staff.uns.ac.id <p>Analisis terhadap daya dukung lahan berdasarkan ketersediaan dan kebutuhan lahan sangat penting dilakukan karena untuk mengetahui sejauh mana kemampuan lahan dalam mendukung pemenuhan lahan untuk kebutuhan pangan penduduk setempat di suatu wilayah. Beberapa permasalahan yang memberikan ancaman terkait kebutuhan pangan yang terus meningkat di masa depan adalah semakin meningkatnya jumlah penduduk dan konversi lahan ke non pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya dukung lahan dalam mendukung pemenuhan lahan untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat di Kabupaten Sragen. Secara administrasi penelitian ini meliputi 1 Kabupaten Sragen yang terdiri atas 20 kecamatan. Data yang digunakan meliputi data primer yang berupa wawancara daftar harga tiap jenis komiditi dan data sekunder dari Badan Pusat Statistik, dan Dinas Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan, Dinas Peternakan dan Perikanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya dukung lahan di Kabupaten Sragen tahun 2020 terdapat 8 kecamatan mengalami surplus lahan dan 12 kecamatan defisit lahan, sedangkan terjadi penurunan kualitas lahan pada tahun 2030 melalui proyeksi daya dukung lahan menjadi 6 kecamatan mengalami surplus lahan dan 14 kecamatan defisit lahan. Hal ini menunjukkan beberapa kecamatan yang mengalami defisit lahan belum mampu memberikan kehidupan yang layak bagi penduduknya. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan mengenai penekanan jumlah penduduk dengan cara menekan angka kelahiran penduduk setempat, dan diperlukan adanya perbaikan konservasi lahan pertanian yang diharapkan kedepannya dapat meningkatkan hasil produksi baik secara kuantitas maupun kualitas.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/10 Kajian Resiko Bencana Banjir di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2021 2021-09-21T14:06:15+07:00 Yasin Yusup yasinyusup@staff.uns.ac.id Sofyan Sholeh sholehsofyan@gmail.com Andian Hidayat andianhidayat@gmail.com <p>Kabupaten Sukoharjo terletak pada cekungan di antara pegunungan (intermountain basin) Merbabu, Merapi, Pegunungan Selatan, Gunung Lawu dan Perbukitan Kendeng dan masuk ke dalam Sub-DAS Bengawan Solo Hulu, sehingga tidak mengherankan jika Kabupaten ini rawan terhadap bencana banjir. Penelitian ini akan mengkaji risiko bencana banjir Kabupaten Sukoharjo berdasarkan Perka BNPB No.2 Tahun 2012 yang meliputi analisis bahaya, kerentanan dan kapasitas dengan satuan analisis desa. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas desa yang ada di dataran banjir memiliki risiko bencana banjir yang tinggi. Hal ini selain karena faktor ancaman yang tinggi, juga karena faktor kerentanan yang tinggi pula sementar belum dimbangi dengan kapasitas yang memadai.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/11 Pemetaan Kerawanan Banjir Bandang di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process 2021-09-21T14:48:07+07:00 Budhyawan S. Bandjar budhyawan.sb09@student.uns.ac.id <p>Kabupaten Dau adalah wilayah yang sering terkena ancaman banjir bandang dan Kabupatan Dau terletak di wilayah Malang. Banjir bandang mengahntam Kabupaten Dau pada tahun 2002, 2012 dan 2020. Tercatat pada tahun 2002 kejadian banjir terjadi mengakibatkan satu orang menjadi korban dan 67 rumah mangalami rusak. Dalam mengatasi terjadi banjir bandang maka perlu adanya mitigasi bencana. Dalam penelitian ini perlu melakukan pemetaan dari kelas rawan banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Untuk melakukan pemetaan tingkat kerawanan bencana maka metode yang digunakan adalah Analytic Hierarvhy Process (AHP). Untuk menentukan tingkat kerawanan banjir bandang terdapat empat langkah yakni: 1) analisis parameter kriteria, 2) Analisis AHP. 3) reclassify data raster, dan 4) kalkulasi data raster. Maka dapat dinilai atau tingkat rawan bencana banjir bandang terdiri dari lima pembagian antara lain: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi. Dengan demikian hasil yang di peroleh tingkat kerawan banjir bandang terdapat pada Kecamatan Dau dengan tingkat kerawanan banjir bandang rendah sampai sedang, dan tingkat kerawanan banjir dengan kelas sangat tinggi di alami oleh Desa Kucur dan dua desa dengan tingkat kerawanan banjir bandang sangat rendah adalah Desa Mulyoagung dan Desa Landungsari, sedangkan yang paling btinggi kerawanan banjir berada pada jarak antara 10-25 dari saluran sungai atau saluran drainase. Sementara kelas yang sangat tinggi berada pada jarak 0-10 drainase atau sungai.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/12 Prediksi Pertumbuhan dan Tipologi Guna Lahan Permukiman Pasca Tsunami Banten di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten 2021-09-25T13:46:58+07:00 Dadi Rusdiana dadi.kyute@gmail.com Tubagus Solihuddin dadi.kyute@gmail.com Dini Purbani dadi.kyute@gmail.com Semeidi Husrin dadi.kyute@gmail.com Taslim Arifin dadi.kyute@gmail.com Terry Louise Kepel dadi.kyute@gmail.com Aida Heriati dadi.kyute@gmail.com Eva Mustikasari dadi.kyute@gmail.com Camellia Kusuma Tito dadi.kyute@gmail.com Marza Ihsan Marzuki dadi.kyute@gmail.com <p>Bencana Tsunami Selat Sunda menerjang sebagian Provinsi Banten Tanggal 22 Desember 2018 menyebabkan hancurnya permukiman penduduk, diantaranya Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Program revitalisasi permukiman digagas pemerintah bagi masyarakat terdampak bencana tsunami dibangun menjauhi garis pantai dengan tujuan mengurangi risiko bencana tsunami. Namun masyarakat Kecamatan Panimbang cenderung kembali pada permukiman asalnya dengan berbagai pertimbangan. Dengan demikian, perlu dilihat bagaimana pola perkembangan permukiman pasca bencana tsunami dan bagaimana perkembangan permukiman pada masa yang akan datang.</p> <p>Metoda Cellular Atuomata dapat memprediksi pertumbuhan guna lahan, studi kasus di Kecamatan Panimbang digunakan empat seknario, Sekenario pertama berdasarkan ketersediaan infrastruktur, sekenario dua dan tiga mempertimbangkan faktor penghambat bencana tsunami dengan bobot berbeda, sedangkan sekenario empat mempertimbangkan pertumbuhan guna lahan sebelum dan sesudah bencana tsunami untuk pembobotan pertumbuhan guna lahan permukiman. Dari hasil simulasi diketahui bahwa ke empat sekenario menghasilkan prediksi guna lahan permukiman yang berbeda, hal ini disebabkan oleh faktor pendorong dan faktor penghambat yang berbeda.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/13 Manifestasi Likuefaksi dan Gerakan Tanah Akibat Gempa Bumi 14 Dan 15 Januari 2021 di Majene, Sulawesi Barat 2021-09-25T14:07:38+07:00 Dita Arif Yuwana ditaarifyuwana@gmail.com Kurniah kurniahkarim@gmail.com Taufiq Wira Buana ditaarifyuwana@gmail.com <p>Gempabumi mengguncang Majene pada 14 dan 15 Januari 2021 dengan magnitudo 5,9 dan 6,2. Peristiwa tersebut menimbulkan bencana ikutan yaitu likuefaksi dan gerakan tanah. Pengamatan lapangan dilakukan dua minggu pasca gempabumi untuk memetakan sebaran dari likuefaksi dan gerakan tanah sebelum bukti kejadian dibersihkan</p> <p>Likuefaksi terdapat di endapan kuarter pasiran dengan air tanah dangkal. Tipe kerusakan likuefaksi berupa <em>sand boil</em>, penurunan tanah lokal, dan pergeseran lateral. Sampel teramati di 56 titik lokasi sebagian besar di dataran pantai dan aluvial di Malunda, Mekkata, Kasambang, Taan, Tapalang, serta sebagian kecil di Pasabu, Dungkait dan Rimuku. Kemudian gerakan tanah berupa longsor di lereng tebing perbukitan sepanjang pantai hingga perbukitan jalan Mamuju - Majene. Tercatat sebanyak 44 titik di jalur Mamuju - Tapalang dan 50 titik di perbukitan Malunda.</p> <p>Dalam melakukan pembangunan selanjutnya perlu kajian geologi rinci di daerah rentan likuefaksi dan gerakan tanah. Terutama yang akan dibangun di kawasan ekonomi, pemukiman, industri dan transportasi.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/14 KAJIAN RISIKO DAN MITIGASI BENCANA BANJIR DI KECAMATAN CIKARANG UTARA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 2021-09-25T15:23:42+07:00 Ida Hamida hameeddazz@gmail.com Kalam Ramadhan hameeddazz@gmail.com <p>Bencana alam yang terjadi di Indonesia, hampir seluruhnya didominasi oleh bencana hidrometeorologi. Salah satu yang sering terjadi di Indonesia adalah bencana banjir. Selama sepuluh tahun terakhir, kecamatan Cikarang Utara mengalami kejadian bencana banjir sebanyak 23 kali. Hal ini mengindikasikan tingkat kerawanan yang tinggi di Kecamatan Cikarang Utara. Tujuan dari penelitian ini mencari upaya untuk menanggulangi bencana banjir secara komprehensif dengan pemetaan titik-titik risiko dan menyusun rencana mitigasi bencana banjir di Kecamatan Cikarang Utara.</p> <p>Untuk mengoptimalkan penanggulangan bencana banjir, diperlukan pengkajian risiko bencana banjir. Metoda penelitian yang dilakukan yaitu dengan identifikasi tingkat ancaman, tingkat kerentanan dan tingkat kapasitas bencana banjir menggunakan beberapa parameter atau variabel yang sesuai dengan karakteristik wilayah di Kecamatan Cikarang Utara berbasis pemetaan ataupun Sistem Informasi Geografis (SIG).</p> <p>Hasil kajian risiko dan mitigasi dengan SIG, setiap data dan informasi yang dihasilkan dalam penanggulangan banjir menghasilkan peta overlay bencana banjir, sehingga bentuk mitigasi yang dihasilkan lebih tepat dan terukur.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/15 Perubahan Tutupan Lahan dan Prediksi Terhadap Tingkat Bahaya Banjir di Sub – DAS Cikapundung Kota Bandung 2021-09-25T15:31:05+07:00 Nalumi Rahminadini nalumirhmdn@gmail.com Mangapul P. Tambunan mptgeoui@gmail.com Andry Rustanto nalumirhmdn@gmail.com <p>Banjir adalah sebuah peristiwa dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang melebihi kapasitas aliran dan daya serap lahan kering disekitarnya. Penyebab banjir salah satunya adalah kegiatan manusia yang berdampak pada perubahan tutupan lahan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji perubahan tutupan lahan sub DAS Cikapundung Kota Bandung pada tahun 2010, tahun 2015, dan tahun 2020 terkait banjir dan tutupan lahan Sub DAS Cikapundung Kota Bandung tahun 2030, serta mengkaji persebaran tingkat bahaya banjir Sub DAS Cikapundung Kota Bandung di tahun 2030. Metode yang mendukung untuk prediksi perubahan tutupan lahan adalah Cellular Automata – Markov Chain. Hasil penelitian menunjukan perubahan tutupan lahan vegetasi menuju lahan terbangun dapat berakibat banjir. Prediksi tutupan lahan bagian sub DAS Cikapundung Kota Bandung tahun 2030 masih didominasi oleh lahan terbangun dan prediksi tingkat bahaya banjir menunjukan bahwa sub DAS Cikapundung Kota Bandung didominasi oleh tingkat bahaya tinggi banjir.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/16 Pemetaan Sekolah Siaga Bencana Sekolah Menengah Atas Kota Surakarta 2021-09-25T15:59:07+07:00 Rita Noviani ritanoviani@staff.uns.ac.id Sarwono sarwono64@staff.uns.ac.id Chatarina Muryani chatarinamuryani@staff.uns.ac.id Ahmad ahmad-geo@fkip.uns.ac.id Singgih Prihadi singgihprihadi@staff.uns.ac.id Sugiyanto sugiyanto660@staff.uns.ac.id Pipit Wijayanti pipitwijayanti@staff.uns.ac.id <p>Penanggulangan bencana akan berhasil dengan baik jika semua menyadari risiko bencana yang ada serta memiliki kemampuan untuk mengantisipasi bencana atau yang lebih dikenal dengan kesiapsiagaan terhadap bencana. Menurut undang-undang, upaya pengurangan resiko bencana (PRB) harus dimasukkan ke dalam bidang pendidikan. Pendidikan menjadi salah satu faktor penentu dalam kegiatan pengurangan resiko bencana. Kesiapsiagaan bencana di sekolah merupakan upaya dan tanggung jawab bersama dari warga sekolah dan para pemangku kepentingan sekolah. Untuk mengukur upaya yang dilakukan sekolah dalam membangun Sekolah Siaga Bencana (SSB), perlu ditetapkan parameter. Parameter kesiapsiagaan sekolah diidentifikasi terdiri dari empat faktor, yaitu: 1) Sikap dan Tindakan, 2) Kebijakan sekolah, 3) Perencanaan Kesiapsiagaan, 4) Mobilisasi Sumberdaya. Metode yang digunakan adalah penyebaran kuisoner terkait dengan Sekolah Siaga Bencana ke Seluruh SMA di Kota Surakarta. Hasil yang diperoleh adalah sekolah yang paling berkompeten untuk menjadi Sekolah Siaga Bencana adalah SMA Negeri 2 Surakarta, SMA Negeri 5 Surakarta, dan SMA Batik 2 Surakarta.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/17 Pengembangan Sistem Evakuasi untuk Mengurangi Risiko Bencana Tsunami di Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang 2021-09-25T16:05:49+07:00 Rizki Kirana Yuniartanti rizki.kirana@esaunggul.ac.id Muhammad Faqihuddin rizki.kirana@esaunggul.ac.id Windy Lestari rizki.kirana@esaunggul.ac.id Arief Khoiruddin rizki.kirana@esaunggul.ac.id <p>Pada Desember 2018, longsoran Gunung Anak Krakatau menimbulkan gelombang tsunami yang menerjang Banten dan Lampung. Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang termasuk salah satu wilayah yang terkena dampak bencana tsunami pada tahun 2018. Penduduk asli Kecamatan dan wisatawan menjadi korban dari bencana tsunami tersebut. Potensi pariwisata yang sedang berkembang di Kecamatan Anyar harus diperkuat dengan mitigasi bencana, salah satunya adalah sistem evakuasi yang dapat diakses oleh masyarakat dan wisatawan.</p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk memetatakan jalur evakuasi dan ruang evakuasi yang aksesibel di kawasan pesisir Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang. Dalam penelitian ini menggunakan skenario 15 menit dan 65 menit menuju tempat yang aman sejak sistem peringatan dini tsunami berbunyi. Metode analisis yang digunakan adalah pengolahan data dengan Sistem Informasi Geografis. Output dari penelitian ini adalah alternatif rute dari jalur evakuasi dan Tempat Evakuasi Sementara (TES) dan juga Tempat Evakuasi Akhir (TEA) yang dapat diakses untuk menghindari risiko bencana tsunami Selat Sunda.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/18 Kesiapsiagaan Masyarakat Kawasan Rawan Bencana III (KRB III) dalam Menghadapi Ancaman Erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Klaten 2021-09-25T16:39:07+07:00 Nur Tjahjono Suharto fahranggacahya@yahoo.com Tri Mardiana nanakecild@gmail.com Rahmad Widodo widodosugimin@gmail.com <p>Sebagian wilayah Kecamatan Kemalang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi, khususnya Desa Balerante, Sidorejo, Tegalmulyo, merupakan kawasan yang paling rawan ancaman terhadap ancaman bencana letusan Gunung Merapi. Untuk itu penting untuk menumbuhkan kesiapsiagaan masyarakat KRB III di Kecamatan Kemalang.</p> <p>Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapsiagaan masyarakat KRB III menghadapi ancaman erupsi gunung Merapi di Kabupaten Klaten. Penelitian ini menggunakan metode <em>Sequential Exploratory</em> dengan melakukan pendekatan analisis kualitatif kemudian digabungkan dengan pendekatan analisis kuantitatif menggunakan analisis faktor.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan terdapat kesamaan antara dua pendekatan tersebut, yaitu bahwa variabel Tim Siaga Desa/Relawan; Sosialisasi Pemerintah Kabupaten; Media Sosial; Kearifan Lokal Masyarakat; dan Pelatihan dan Simulasi, memiliki pengaruh yang kuat terhadap kesiapsiagaan bencana masyarakat KRB III dalam menghadapi bencana erupsi Gunung Merapi. Sementara faktor peralatan kebencanaan dan anggaran pemerintah memiliki pengaruh sedang, dan faktor logistik kebencanaan serta media cetak elektronik memiliki pengaruh yang lemah.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/19 Evaluasi Kawasan Bentang Alam Karst, Suatu Usaha untuk Optimalisasi Perlindungan dan Pemanfaatan (Studi Kasus: Karst di Kabupaten Tulungagung) 2021-09-25T16:45:50+07:00 Aris Dwi Nugroho arisdwinugroho78@gmail.com Kurniah arisdwinugroho78@gmail.com Tantan Hidayat arisdwinugroho78@gmail.com Moch Wahyudi Memed arisdwinugroho78@gmail.com <p>Pemanfaatan kawasan karst yang tidak terkendali akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan yaitu dengan hilangnya fungsi-fungsi strategis karst, baik fungsi estetika, ilmiah, maupun fungsi hidrologisnya. Di sisi lain, perlindungan yang sangat ketat tanpa memperhatikan kriteria perlindungan karst dapat memberikan efek tidak baik terhadap kondisi sosial ekonomi bagi masyarakat. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian karst di Kabupaten Tulungagung dengan kriteria berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No.17 Tahun 2012 tentang Penetapan Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) sehingga dapat diusulkan untuk ditetapkan sebagai KBAK. Metode yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif, survei lapangan, dan tumpang susun. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa pada beberapa lokasi menunjukkan eksokarst dan endokarst tertentu yang merupakan kriteria kawasan bentang alam karst sesuai dengan Permen ESDM No. 17/2012. Eksokarst dan endokarst tertentu tersebut berupa mata air permanen, dolina, gua basah dan sungai bawah tanah.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/20 Variasi Spasial Aktivitas dan Persepsi Pengunjung Taman Tematik di Kota Bandung, Jawa Barat 2021-09-25T16:51:51+07:00 Damariska Levy Solianita damariskalvy09@gmail.com Hafid Setiadi hafid.setiadi@ui.ac.id <p>Jumlah penduduk yang meningkat di Kota Bandung setiap tahunnya berdampak pada tingginya kebutuhan ruang terbuka. Pembangungan Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandung salah satunya yaitu Taman Tematik yang merupakan revitalisasi taman kota dengan konsep yang berbeda sehingga memiliki keunikan (ciri khas). Penelitian ini dilakukan di Taman Musik, Taman Superhero, dan Taman Skateboard yang memiliki keunikan fungsional masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana eksistensi Taman Tematik berdasarkan persepsi dan aktivitas pengunjung dengan karakteristik lokasi Taman Tematik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan keruangan serta metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis untuk melihat hubungan pengunjung dari segi karakteristik, aktivitas, dan persepsi pengunjung dengan karakteristik lokasi Taman Tematik yang terdapat pada ketiga taman kota tersebut. Hasil penelitian ini adalah eksistensi tematik Taman Musik sebagai ruang publik kurang kuat berdasarkan persepsi dan aktivitas pengunjungnya, sedangkan Taman Superhero dan Taman Skateboard masih memiliki eksistensi yang cukup kuat.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/21 Identifikasi Degradasi Lahan Berdasarkan Sifat Fisika Tanah di DAS Merawu, Banjarnegara, Jawa Tengah 2021-09-25T17:00:01+07:00 Suwardi mr.suwardi57@gmail.com Purwandaru W. mr.suwardi57@gmail.com Ruly Eka Kusuma K mr.suwardi57@gmail.com Hana Hanifa mr.suwardi57@gmail.com <p>Kerusakan lahan adalah bentuk penurunan produktivitas lahan, terjadi akibat pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristiknya, sehingga menyebabkan berkurangnya daya dukung. Dasar penilaian kerusakan lahan mengacu PP Nomor 15 Tahun 2000, dan Peraturan Menteri Negara LH Nomor 7 Tahun 2006. Tujuan penelitian mengetahui tingkat kerusakan lahan berdasarkan sifat fisik tanah pada berbagai penggunaan lahan. Penelitian menggunakan metode survei dengan pendekatan satuan lahan homogen, yang diperoleh hasil tumpangsusun peta penggunaan lahan,&nbsp; kemiringan lereng,&nbsp; jenis tanah. Parameter yang diukur ketebalan solum, batuan permukaan, tekstur, BJI, porositas, permeabilitas. Hasil analisis dibandingkan kedua peraturan tersebut. Hasil penelitian menunjukan 37,48% luas wilayah studi mengalami kerusakan, kelas rusak 8,05%, agak rusak 31,82%. Kebun memiliki&nbsp; kerusakan 9,56%, ladang&nbsp; 19,87%; keduanya kelas agak rusak,&nbsp; semak memiliki 2,39% termasuk agak rusak. Penggunaan lahan yang kontribusinya terbesar adalah ladang, termasuk kelas agak rusak, disusul kebun, semak memiliki kerusakan terkecil.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/22 Persebaran Potensi Beban Pencemar dan Kemampuan Menjernihkan Diri pada Sungai Palur, Kabupaten Sukoharjo 2021-09-25T17:05:42+07:00 Fahmi Rafida Al Maufur Fahmirafida060@gmail.com Ahmad ahmad-geo@fkip.uns.ac.id Setya Nugraha setya.nug@gmail.com <p>Kegiatan masyarakat turut menyumbang pencemaran di Sungai Palur secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara alami sungai memiliki kemampuan untuk menjernihkan diri dari beban pencemar (<em>self-purification</em>). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis beban pencemar yang masuk ke Sungai Palur dan sejauh mana kemampuan penjernihan alami Sungai Palur. Observasi lapangan, wawancara dan analisis kecenderungan digunakan dalam penelitian ini. Hasil analisis mengindikasikan limbah domestik dan pertaninan mendominasi dengan luasan sebesar 6,37 Km<sup>2</sup> dikarenakan penggunaan lahan di wilayah penelitian didominasi oleh sawah irigasi dan permukiman. Belum terjadi proses penjernihan alami di Sungai Palur karena beban pencemar baru yang masuk ke Sungai Palur. Sehingga zona penjenihan alami Sungai Palur yakni Zona Dekomposisi, Zona Pemulihan, dan Zona Biodegradasi.</p> 2021-10-02T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/23 ANALISIS LOKASI DAN JENIS HUNIAN BARU DI KAWASAN INDUSTRI KECAMATAN PRINGAPUS MELALUI SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIKRITERIA 2021-09-25T17:12:59+07:00 Betha Jaswati Putri Destiana bethajpd@student.uns.ac.id <p>Globalisasi memberikan dampak di berbagai bidang, tidak terkecuali dengan munculnya kawasan industri baru. Adapun kawasan ini mendorong munculnya pemukiman atau hunian baru di sekitarnya yang perlu dilakukan perencanaan wilayah agar sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Perencanaan wilayah perkotaan dewasa ini menjadi permasalahan yang dihadapi oleh berbagai pihak dalam hal pengambilan keputusan karena terdapat banyak indikator atau kriteria yang harus diperhatikan. Kemajuan teknologi melalui Sistem Informasi Geografis akan memberikan kemudahan dalam analisis data spasial terkait dengan struktur keruangan wilayah sekaligus membantu dalam pengambilan keputusan. Kecamatan Pringapus yang menjadi Kawasan industri di Kabupaten Semarang menjadi wilayah yang memiliki daya tarik bagi investor, pelaku industri maupun pekerja industri. Para pekerja yang sebagian besar berasal dari luar wilayah migrasi menuju kecamatan Pringapus membutuhkan tempat tinggal yang layak huni namun ekonomis. Dengan melihat ketersediaan lahan, kebutuhan masyarakat serta perencanaan yang telah dilakukan oleh pemerintah, maka dapat ditentukan kriteria yang digunakan untuk menentukan lokasi dan jenis hunian yang tepat untuk para pekerja. Melalui perencanaan wilayah berbasis <em>Multi Criteria Decision Making</em> <em>(MCDM</em>) dengan metode <em>Analytical Hierarchy Process (AHP)</em> diharapkan dapat mewujudkan kelentingan kota sehingga keputusan yang diambil untuk menentukan alternatif lokasi dan jenis hunian untuk masyarakat di kawasan Kecamatan Pringapus sesuai dengan kondisi fisik dan sosial di wilayah tersebut.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/24 Pusat Pelayanan di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau Tahun 2019 2021-09-25T17:17:51+07:00 Clara Kharisma claracecilia89@gmail.com M H Dewi Susilowati mhdsusilowati@gmail.com <p>Kota Pekanbaru mengalami pertumbuhan dan perkembangan sangat pesat yang sudah mencapai daerah pinggir Kota Pekanbaru dan direncanakan akan dibentuk sebagai kawasan metropolitan. Perkembangan dan pertumbuhan yang pesat ini tentu mempengaruhi bagaimana pusat pelayanan yang terdapat di Kota Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pusat pelayanan yang terdapat di Kota Pekanbaru tahun 2019 serta ingin mengetahui hubungannya dengan empat faktor pembentuk pusat pelayanan berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh Kota Pekanbaru yaitu faktor lokasi strategis, faktor aglomerasi, faktor sumber daya alam, dan faktor investasi pemerintah daerah. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis keruangan dan analisis statistik <em>Chi-Square. </em>Hasil penelitian menunjukkan bahwa pusat pelayanan di Kota Pekanbaru tahun 2019 terdapat di enam kelurahan yaitu Kelurahan Air Dingin, Kelurahan Tangkerang Utara, Kelurahan Tangkerang Tengah, Kelurahan Sidomulyo Timur, Kelurahan Tuah Karya, dan Kelurahan Labuh Baru Timur; dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pusat pelayanan dengan empat faktor pembentuk pusat pelayanan.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/25 Kajian Awal Integrasi Tata Ruang dan Kebijakan Satu Peta di Indonesia 2021-09-25T17:21:05+07:00 Dodi Widiyanto dodi.widiyanto@ugm.ac.id <p>Implementasi kebijakan satu peta di Indonesia pada tahun 2016-2020 terdiri atas kompilasi, integrasi, berbagi data, sinkronisasi, dan regulasi. Makalah ini hanya membahas integrasi. Dasar pemilihan integrasi dikarenakan konsep ini sering dibahas di dalam kajian tata ruang. Tujuan penulisan makalah ini adalah mendiskusikan konsep integrasi khususnya topik tata ruang di dalam kebijakan satu peta di Indonesia. Metode kajian yang dipilih adalah analisis dokumen kebijakan. Dokumen kebijakan sebagai data utama makalah ini bersumber dari laporan pelaksanaan percepatan kebijakan satu peta (PKSP) tahun 2016-2020. Kerangka kerja analisis makalah ini mengadopsi tiga kategori integrasi, yaitu sektoral, teritorial, dan organisasi. Hasil dari kajian ini berupa matriks yang menjelaskan tiga kategori integrasi dengan tema-tema hasil review terhadap dokumen kebijakan. Tindak lanjut dari hasil kajian adalah agenda-agenda penelitian dengan fokus integrasi tata ruang di dalam kebijakan satu peta.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/26 Pemodelan Perubahan Penggunaan Lahan sebagai Pendekatan dalam Upaya Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia 2021-09-25T17:24:45+07:00 Melati sekarmlathi@mail.ugm.ac.id Djati Mardiatno sekarmlathi@mail.ugm.ac.id Sri Rum Giyarsih sekarmlathi@mail.ugm.ac.id <p>Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana alam sehingga diperlukan upaya yang lebih komprehensif dan sistematis untuk mengurangi risiko bencana. Secara teoritis, pengurangan risiko bencana dapat dicapai salah satunya melalui perencanaan spasial dengan pendekatan pemodelan perubahan penggunaan lahan. Namun, secara praktik, bagaimana pendekatan tersebut dapat diterapkan, khususnya di Indonesia, masih belum terdefinisikan dengan jelas. Oleh karena itu, kajian ini dilakukan untuk mendiskusikan terapan pemodelan perubahan penggunaan lahan sebagai pendekatan dalam upaya pengurangan risiko bencana dalam lingkup perencanaan spasial. Dengan metode studi literatur, paper ini akan mengkaji berbagai penerapan yang sudah dilakukan pada studi-studi sebelumnya. Hasil kajian terhadap beberapa penelitian menunjukkan bahwa model guna lahan dapat digunakan untuk menentukan nilai kerentanan sebuah area terhadap suatu bencana. Dapat disimpulkan dari kajian ini bahwa pemodelan perubahan penggunaan lahan merupakan pendekatan yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko bencana melalui perencanaan spasial.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/27 Kriteria dan Perlindungan Cagar Alam Geologi Kabupaten Bojonegoro Untuk Perencanaan Tata Ruang 2021-09-25T17:28:00+07:00 Dita Arif Yuwana ditaarifyuwana@gmail.com Melia Susana meliasusana.lia@gmail.com <p>Kabupaten Bojonegoro selama ini dikenal sebagai cekungan minyak bumi serta mempunyai obyek untuk pendidikan geologi dan perminyakan. Sehingga menarik jika potensi tersebut selain untuk pengambilan minyak bumi juga di konservasi untuk tujuan pendidikan dan pariwisata. Cagar alam geologi menggunakan Permen ESDM no.32 tahun 2016 sebagai panduan untuk melindungi obyek geologi berdasarkan kriteria keunikan bentang alam, keunikan batuan dan fosil, serta keunikan proses geologi.</p> <p>Berdasarkan hasil kajian lapangan, maka Cagar Alam Geologi Kabupaten Bojonegoro mempunyai lima obyek untuk di konservasi yaitu <em>Petroleum System</em> Wonocolo di Kedewan, Struktur Antiklin Kawengan di Kedewan, Kayangan Api di Ngasem, Kedung Lantung di Sugihwaras, dan Fosil Gigi Hiu di Temayang.</p> <p>Obyek perlindungan tersebut tertuang di dalam Kepmen ESDM no.55.K/HK.02/MEM.G/2021 dan merupakan bagian dari kawasan lindung nasional dan penataan ruang. Keputusan tersebut menjadikan obyek geologi dapat dilindungi secara tata ruang,&nbsp; tidak dapat ditambang maupun dirusak keberadaanya, sehingga dapat leluasa untuk mengembangkan geowisata sebagai wisata berkelanjutan di masa datang</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/28 Identifikasi Potensi Pekarangan di Permukiman Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya 2021-09-25T17:39:05+07:00 Noor Hamidah noor.hamidah@arch.upr.ac.id Mahdi Santoso mahdisantoso@gmail.com Waluyo Nuswantoro Waluyonuswantoro@eng.upr.ac.id Tatau Wijaya Garib tatauw@arch.upr.ac.id Dwi Anung Nindito dwianungnindito@eng.upr.ac.id <p>Berbagai potensi kekayaan alam merupakan aset bagi suatu wilayah. Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya mempunyai potensi alam seperti lahan kosong atau pekarangan sebagai kekayaan wilayah. Potensi alam merupakan investasi bagi Kelurahan Bukit Tunggal sebagai aset bagi Kota Palangka Raya untuk mengangkat sebagai aset yang dimiliki sebagai Ruang Terbuka Hijau. Tujuan adalah melakukan pemetaan identifikasi potensi lahan kosong di permukiman sebagai potensi di Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya. Metode menggunakan metode kualitatif dengan penjabaran secara deskriptif dari data studi observasi dan wawancara mendalam dengan masyarakat dan aparatur Kelurahan Bukit Tunggal. Hasil kegiatan adalah analisa potensi eksisting kawasan, analisa lahan kosong atau pekarangan di permukiman, dan peta identifikasi lahan kosong di permukiman sebagai bagian aset ekonomi penduduk di permukiman Kelurahan Bukit Tunggal, Kota Palangka Raya.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/29 Perkembangan Penataan Ruang setelah UU “Omnibuslaw” Cipta Kerja 2021-09-25T17:44:42+07:00 Fahmi Amhar fahmi.amhar@big.go.id Mulyanto Darmawan drmoel2011@gmail.com <p>UU Cipta Kerja dibuat untuk memudahkan investasi, dengan memangkas berbagai regulasi dalam penataan ruang. Rencana Detail Tata Ruang cukup diatur dengan peraturan bupati/walikota. Persetujuan DPRD tidak diperlukan lagi. Keberadaan peta RDTR 1:5000 juga tidak mutlak lagi. Jika belum tersedia, peta RTRW 1:50.000 juga dapat digunakan sebagai dasar perijinan. Sayangnya, pengawasan dari Badan Informasi Geospasial kini opsional, guna mempersingkat proses penetapan Rencana Tata Ruang.&nbsp; Dampaknya untuk pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan bisa cukup serius.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/30 Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Kopi Berdasarkan Hambatan Ruang dan Karakteristik Hasil Petani Kopi di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung 2021-09-25T17:52:37+07:00 Rizka Tri Rachmawaty rizka.tri72@ui.ac.id Hafid Setiadi hafid.setiadi@ui.ac.id Andry Rustanto rizka.tri72@ui.ac.id <p>Kecamatan Pangalengan merupakan wilayah penghasil kopi arabika terbesar di Kabupaten Bandung. Namun dengan status tersebut tidak menjamin petani kopi di Kecamatan Pangalengan menjadi sejahtera. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana tingkat kesejahteraan rumah tangga petani kopi berdasarkan hambatan ruang yang dihadapi dan karakteristik hasil kopi petani. Penelitian dilakukan di Desa Sukamanah, Desa Margamulya, dan Desa Pangalengan Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Terdapat 10 responden petani kopi di setiap desanya yang menjadi lokasi penelitian. Metode yang digunakan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya adalah analisis <em>crosstab</em> dan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah petani dengan hambatan ruang yang rendah berada pada tingkat “Tidak Sejahtera” dikarenakan memiliki produksi serta luas lahan yang rendah. Sedangkan petani dengan hambatan ruang yang tinggi berada pada tingkat “Sangat Sejahtera” dikarenakan petani tersebut memiliki produksi serta luas lahan yang tinggi sehingga pendapatannya pun menjadi besar.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/31 PEMANFAATAN ‘BUFFER ZONE’ KAWASAN KONSERVASI HARIMAU SUMATERA GIAM SIAK KECIL 2021-09-25T19:01:42+07:00 Syahyudes Rina syahyu.30@gmail.com <p>Pengelolaan daerah penyangga (<em>buffer zone</em>) Kawasan Konservasi Harimau Sumatera Giam Siak Kecil ditujukan untuk mendapatkan suatu model yang didasarkan pada penataan lahan dalam bentuk zonasi daerah penyangga. Metode kajian ini adalah mengamati bentuk pengelolaan lahan yang dibagi ke&nbsp; dalam tiga zona (jalur) yaitu jalur hijau berjarak 0,5-2 km dari kawasan inti, jalur interaksi berjarak 3-5 km dari kawasan inti, dan jalur budidaya berjarak lebih dari 5-10 km dari kawasan inti dengan observasi. Penelitian di lapangan menunjukkan bahwa setiap jalur zonasi tersebut mempunyai potensi flora, fauna, ekologi, dan lingkungan serta ekonomi yang berbeda. Jalur hijau dan interaksi yang berjarak 0,5-5 km dari Kawasan inti ternyata merupakan penyangga kawasan yang sangat potensial sebagai pengembangan kawasan dengan nilai konservasi keragaman flora dan fauna serta konservasi lahan yang mendukung perekonomian masyarakat. Pengelolaan daerah penyangga diarahkan pada pengelolaan dan pemanfaatan lahan perikanan, kehutanan, perkebunan, budidaya kelapa sawit dan komoditas pertanian subsisten, serta pengumpulan hasil hutan kayu dan non-kayu.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/32 Potensi Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Pahandut Seberang Kota Palangka Raya 2021-09-25T19:19:56+07:00 Tatau Wijaya Garib tatauw@arch.upr.ac.id Noor Hamidah noor.hamidah@arch.upr.ac.id Waluyo Nuswantoro Waluyonuswantoro@eng.upr.ac.id Dwi Anung Nindito dwianungnindito@eng.upr.ac.id <p>Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya Kelurahan Pahandut Seberang dilintasi oleh Sungai Kahayan. Kawasan di Kelurahan Pahandut Seberang diidentifikasi dominan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan tipe ruang hijau berupa hutan kota dan ruang kosong seperti pekarangan. Tujuan kegiatan pengabdian adalah mengidentifikasi pemanfaatan RTH di Kelurahan Pahandut Seberang. Metode adalah kualitatif terkait partisipasi masyarakat dalam mengidentifikasi RTH melalui teknik wawancara mendalam dan observasi lapangan. Metode kualitatif dilakukan dengan tahap antara lain: mengkaji studi literatur pada tahap persiapan, tahap pelaksanaan melakukan observasi langsung dan wawancara mendalam, tahap pasca pelaksanaan yaitu laporan analisa identifikasi RTH, lahan kosong, pemetaan RTH, dan analisa pengembangan RTH Kelurahan Pahandut Seberang. Hasil pengabdian antara lain: potensi eksisting kawasan, potensi RTH, potensi pengembangan RTH Kelurahan Pahandut Seberang.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/33 IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH DALAM PEMBUATAN PETA DESA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) (STUDI KASUS: DESA PADDINGING, KECAMATAN SANROBONE, KABUPATEN TAKALAR) 2021-09-25T19:22:51+07:00 Muhammad Ridha Kasim ridha.kasim@umi.ac.id Muh Kasim Anies ridha.kasim@umi.ac.id <p>Pemetaan desa dilakukan sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial dan Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Menurut catatan statistik jumlah desa atau yang setara dengan desa sekitar 81.000 lebih, akan tetapi masih sangat sedikit desa yang telah memiliki peta desa. Badan Informasi Geospasial (BIG) mempunyai peta desa dalam skala kecil, tetapi tidak memiki data dan informasi detail tentang desa-desa tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pembuatan peta dasar berbasis SIG di Desa Paddinging serta mengidentifikasi potensi dan masalah dalam pembuatan peta dasar Desa Paddinging. Tahapan pembuatan peta dasar desa yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan dan penyediaan data, serta tahap penyajian peta. Pada masing-masing tahapan tersebut tentunya terdapat potensi dan masalah yang ditemui oleh tim peneliti baik itu yang ditimbulkan oleh pihak internal (tim penyusun dan perangkat desa) ataupun pihak external. Analisis SWOT digunakan untuk untuk mengidenfikasi potensi dan masalah pada masing-masing tahapan, kemudian untuk dikategorikan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Dalam proses pembuatan tersebut, terdapat 16 potensi dan masalah yang timbul dan dapat diidentifikasi. Potensi dan masalah tersebut kemudian dikategorikan menjadi kekuatan (5), kelemahan (4), peluang (1), dan ancaman (6).</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/34 ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN POTENSI KAWASAN WISATA ALAM KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2020 2021-09-25T19:39:42+07:00 Putri Angelica angelicaputri@student.uns.ac.id Pipit Wijayanti pipitwijayanti@staff.uns.ac.id Seno Budhi Ajar senobudhiajar@staff.uns.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) persebaran obyek wisata yang ada di Kecamatan Selo dengan GPS plotting, (2) potensi wisata alam sebagai daya tarik wisata tingkat kecamatan, (3) faktor penghambat dan pendukung Pemerintah Kabupaten Boyolali dalam pengembangan obyek wisata alam Selo. Lokasi penelitian obyek wisata alam di Kecamatan Selo yang diambil dari 9 (sembilan) obyek wisata alam: Alam Sutra, <em>Gancik Hill Top, New Selo, Oemah Bambu, Merapi Garden, Triple T</em>, Jembatan Gantung Selo, Air Terjun Kedung Kayang Klakah dan Bukit Lempuyang. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Analisis data menggunakan analisis spasial, analisis 4A dengan skoring dan analisis SWOT untuk pengembangan wisata alam. Hasil penelitian yakni <em>Pertama, </em>pola persebaran wisata alam Selo menyebar diketahui dengan plotting dari GPS essential dari 9 obyek wisata alam. <em>Kedua, </em>potensi wisata alam memiliki tingkat kelas potensi yang dikategorikan 3 kelas yakni kurang berpotensi, berpotensi dan sangat berpotensi. <em>Ketiga, </em>pengelolaan wisata alam Selo cukup memadai dan wisatawan mampu menikmati fasilitas yang disediakan oleh pengelola dan pemerintah daerah. <em>Keempat, </em>mengetahui keuntungan dan kelemahan dengan faktor internal dan eksternal pada suatu wisata alam Selo melalui analisis SWOT dalam mengembangkan wisata alam.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/35 Perhitungan Daya Tampung Efektif sebagai Dasar Pengembangan Daya Tarik Wisata, Studi Kasus: Taman Wisata Gunung Pancar, Kabupaten Bogor 2021-09-25T19:55:28+07:00 Cathelya Yosephine Hotasina cathysilaen@gmail.com Jaka Rahman Darmawan cathysilaen@gmail.com <p>Pariwisata menjadi salah satu sektor ekonomi yang tumbuh sangat pesat, sebelum dihantam oleh pandemi COVID-19. Jumlah wisatawan, lama tinggal dan jumlah pengeluaran dari wisatawan, merupakan komponen utama pengembangan pariwisata. Hal penting lainnya untuk dipertimbangkan, adalah daya dukung dan daya tampung lingkungan dimana daya tarik wisata tersebut berada. Salah satu teori perhitungan daya dukung dan daya tampung adalah perhitungan daya tampung efektif yang dikembangkan oleh Cifuentes. Daya tampung efektif adalah perhitungan daya tampung yang mempertimbangkan luas area peruntukkan aktivitas pariwisata, waktu operasional, waktu berkunjung wisatawan, faktor koreksi lingkungan dan faktor koreksi dari manajemen pengelolaan. Studi kasus dilakukan di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar, sebagai salah satu daya tarik wisata alam di Kabupaten Bogor. Perhitungan daya tampung efektif di TWA Gunung Pancar ini menjadi salah satu dasar untuk mengarahkan pengembangan aktivitas wisata di dalam TWA Gunung Pancar, juga mengatur alur pengunjung, agar mendapatkan kualitas berwisata saat berkunjung ke TWA Gunung Pancar.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/36 PEMANFAATAN DATA KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYUSUNAN PETA PARIWISATA BERBASIS MITIGASI BENCANA DI KAWASAN GEOPARK KALDERA TOBA 2021-09-25T20:01:38+07:00 Fachmi Zain fachmi.zain@big.go.id Niendyawati fachmi.zain@big.go.id <p>Kebijakan Satu Peta (KSP) merupakan program yang bertujuan untuk mewujudkan Informasi Geospasial Tematik (IGT) yang mengacu kepada satu referensi geospasial, satu standar, satu basis data dan satu geoportal. Hingga saat ini, sebanyak 85 tema IGT secara nasional telah terkompilasi dan telah terintegrasi terhadap peta dasar. Jumlah tersebut selanjutnya akan bertambah sesuai yang diamanatkan pada Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2021 tentang Percepatan KSP. Kajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pemanfaatan IGT kebencanaan yang dihasilkan dari kegiatan KSP dalam penyusunan peta pariwisata berbasis mitigasi bencana di kawasan <em>Geopark</em> Kaldera Toba. Kajian ini menggunakan teknik analisis tumpang susun (<em>overlay</em>) antara peta bahaya bencana alam dengan peta sebaran lokasi daya tarik wisata. Setelah itu, peta pariwisata disusun dalam bentuk peta cetak dan peta berbasis web dimana menyajikan informasi mengenai deskripsi daya tarik wisata dan bahaya bencana alam yang terdapat di masing-masing daya tarik wisata. Hasil kajian menunjukan bahwa IGT kebencanaan yang dihasilkan dari kegiatan KSP dapat digunakan sebagai informasi awal dalam mengidentifikasi bahaya bencana alam yang ada di setiap lokasi daya tarik wisata.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/37 Pariwisata di Batas Daerah Aliran Sungai (Telaah Destinasi Wisata Batas DAS Bogowonto dari Aspek Geospasial) 2021-09-25T20:16:18+07:00 Fakhruddin Mustofa fakhruddin.mustofa@big.go.id Diyah Novita Kurnianti diyah.novita@big.go.id Hayu Rianasari hayu.rianasari@big.go.id Garri Martha Kusuma Wardhana garri.martha@big.go.id <p>Batas Daerah Aliran Sungai merupakan garis imajiner pembatas DAS satu dengan lainnya. Secara umum batas DAS terdapat di punggungan/igir bukit dan gunung, titik-titik tertinggi area bergelombang, hingga di dataran yang memisahkan dua aliran sungai. Batas DAS terutama di hulu dan tengah menjadi titik wisata karena berpanorama indah dan sejuk. Salah satunya adalah batas DAS Bogowonto yang berhulu di Gunung Api Sumbing dan Perbukitan Menoreh, mengalir ke dataran di sebagian Purworejo dan Kulonprogo hingga bermuara di Samudera Hindia. Beberapa titik wisata berada pada batas DAS Bogowonto. DAS Bogowonto sangat strategis karena berada pada jalur Bandara Internasional Yogyakarta-Borobudur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek geospasial dan menganalisis potensi pengembangan wisata batas DAS. Metode penelitian adalah pengamatan lapangan dan kajian literatur. Hasil menunjukkan banyak titik wisata batas DAS yang berpotensi dikembangkan terutama hulu dan tengah. Di hilir dapat dikembangkan menjadi wisata pantai. Pengembangan wisata hulu-tengah-hilir batas DAS harus selaras dengan pengelolaan DAS berkelanjutan.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/38 POTENSI OBJEK WISATA BAHARI GUGUSAN PULAU DI DESA POMOLULU KECAMATAN BALAESANG TANJUNG KABUPATEN DONGGALA 2021-09-25T20:22:20+07:00 Moh. Indar Ardiansyah wowindar@gmail.com Rahmasita wowindar@gmail.com <p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi objek wisata bahari gugusan pulau di Desa Pomolulu, Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode <em>survei</em>. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan dokumentasi. Kawasan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ke delapan gugusan pulau tersebut terdapat dua pulau yang memiliki potensi wisata bahari yaitu pulau Laut dan pulau Sapiang. Pulau Laut memiliki pantai dengan material berpasir sehingga cocok untuk dijadikan wisata kemah dan Pulau Sapiang memiliki terumbu karang yang masih terjaga sehingga cocok untuk dijadikan wisata <em>snorkeling</em> dan memancing sehingga layak untuk dikembangakan sebagai daerah wisata bahari. Disarankan kepada pemerintah untuk dapat memanfaatkan kekayaan alam Desa Pomolulu untuk dapat dikembangkan menjadi salah satu objek wisata di Kabupaten Donggala.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/39 Alternatif Pengalihan Usaha Petani Keramba Jaring Apung (KJA) Menjadi Usaha Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Ramah Lingkungan di Kawasan Danau Maninjau Kabupaten Agam 2021-09-25T20:30:22+07:00 Osronita Osronita53@gmail.com Rihan Ifebri Osronita53@gmail.com Yuni Candra Osronita53@gmail.com Muhammad Fajri Osronita53@gmail.com <p>Menurunnya kualitas lingkungan perairan danau maninjau akibat keramba jaring apung yang melebihi daya tampung dan daya dukung lingkungan memerlukan upaya pemulihan ekosistem Danau. Upaya pemulihan kualitas lingkungan perairan danau maninjau dengan melakukan pengalihan usaha keramba jaring apung menjadi usaha pariwisata dan ekonomi kreatif ramah lingkungan. Metode penelitian kualitatif dengan metode brainstorming. Hasil penelitian menemukan jenis usaha usaha alternatif dari pengalihan usaha kerambaa jaring apung adalah adalah pariwisata perairan (Floating Tourism, Floating Market, Floating Culinary, Wahana Permainan Air, Cafe dan Resto, Floating Tourism Privat) tersebar di 8 Desa/nagari , Wisata Sejarah 3 Desa/Nagari, Wisata Edukasi 8 Desa/Nagari, Wisata Religi 4 Desa/Nagari, Sport Tourism 8 Desa/Nagari (Trecking, Sepeda Gunung, Trabas, Canoing, Paralayang), Wisata Kuliner 8 Desa/Nagari (Kuliner khas Danau Maninjau), dan wisata alam 8 Desa/Nagari (Geowisata).</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/40 Analisis Spasial Potensi Geowisata Goa di Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta 2021-09-25T20:37:11+07:00 Yatin Suwarno yatinsuwarno322@gmail.com Jaka Suryanta yatinsuwarno322@gmail.com Sri Lestari Munajati yatinsuwarno322@gmail.com <p>Geowisata merupakan pariwisata minat khusus dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam seperti bentuk bentangalam, batuan, struktur geologi dan sejarah kebumian, sehingga diperlukan peningkatan pengayaan wawasan dan pemahaman proses fenomena fisik alam. Kulon Progo memiliki konfigurasi geologi cukup lengkap, yang memungkinkan wilayah ini menyimpan banyak potensi geowisata. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui potensi geowisata goa wilayah Kabupaten Kulon Progo dari ekstraksi peta geologi dikombinasikan dengan data dukung lainnya. Metode yang digunakan adalah mengidentifikasi proses-proses geologi yang pernah terjadi, yang berupa fisiografi, tatanan stratigrafi dan struktur geologi yang menghasilkan kondisi bentang alam seperti sekarang. Hasil analisis menunjukkan bahwa, potensi geowisata terdapat dalam Formasi Jonggrangan, seluas 1.484,12 hektar yang tersebar di Kecamatan Girimulyo, Kalibawang dan Kokap. Seiring dengan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo untuk beralih kiblat dari wisata pantai kewisata pegunungan, dan ditunjang dengan infrastruktur yang memadai, maka kedepan potensi geowisata goa tersebut sangat menjanjikan.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/41 ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN KECAMATAN PARON KAB NGAWI TAHUN 2002-2018 2021-09-25T20:42:24+07:00 Grizka Luthfiah Prameswari grizkalp@gmail.com Singgih Prihadi singgihprihadi@staff.uns.ac.id Seno Budhi Ajar senobudhiajar@staff.uns.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui perkembangan permukiman. (2) Pola persebaran permukiman. (3) Faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman yang ada di Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi Tahun 2002-2018.</p> <p>Penelitian dilakukan di Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi. Populasi penelitian adalah KK/rumah tangga yang ada di Kecamatan Paron. Sampel yang digunakan terhadap penelitian ini <em>cluster sampling </em>berdasarkan jumlah pertambahan permukiman dan pertambahan jumlah Kepala Keluarga. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.</p> <p>Teknik analisis data, yaitu: (1) Perkembangan Permukiman menggunakan analisis spasial. (2) Pola persebaran permukiman dengan analisis tetangga terdekat. (3) Faktor pengaruh perkembangan permukiman menggunakan klasifikasi Menurut Yunus (1987: 73) ada sembilan belas alasan hal daya tarik penduduk untuk pindah.</p> <p>Hasil dari penelitian ini: (1) Luas permukiman/bangunan di wilayah penelitian tahun 2002 seluas 1.520,1 Ha, Tahun 2018 jumlah luas permukiman 2.175,36 Ha, sedikit terjadi penambahan. (2) Pola persebaran permukiman yang ada di Kecamatan Paron memiliki hasil Ta= 0,00016320772, disimpulkan mendekati pola mengelompok dengan T = 0-1. (3) Faktor yang paling dominan ada 3, yaitu: mendapatkan warisan 52%. Posisi kedua ingin berdiri sendiri 33%. Posisi ketiga mendekati tempat kerja 13%.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/42 MOTIVASI MENYEKOLAHKAN ANAK DITINJAU DARI KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI TAMBAK KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG TAHUN 2019 2021-09-25T20:48:43+07:00 Ida Setyowati Idasetyowati55@gmail.com Sarwono sarwono64@staff.uns.ac.id Rita Noviani ritanoviani@staff.uns.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) karakteristik demografi; (2) kondisi sosial ekonomi; (3) tingkat motivasi menyekolahkan anak; (4) pengaruh karakteristik demografi; serta (5) pengaruh kondisi sosial ekonomi terhadap motivasi menyekolahkan anak. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan angket menggunakan <em>cluster random sampling</em>, dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan chi kuadrat.</p> <p>Berdasarkan hasil penelitian diperoleh (1) 27,27% responden berumur 50-&lt;55 tahun, 50% memiliki anggota keluarga yang mengikuti pendidikan sebanyak 1-2 orang; (2) 54,55% responden tamatan SMP, 38,64% memliki pendapatan besih &gt;Rp 3.500.00; (3) 45,25% responden memiliki motivasi menyekolahkan anak yang rendah; (4) Karakteristik demografi yang berpengaruh terhadap tingkat motivasi menyekolahkan anak meliputi jumlah anggota keluarga, jumlah tanggungan keluarga, dan jumlah anggota keluarga yang masih mengikuti pendidikan; (5) Kondisi sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat motivasi menyekolahkan anak meliputi pendidikan, pendapatan dari tambak, pendapatan lain, dan juga pendapatan bersih petani tambak di Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/43 Pemanfaatan Kebijakan Satu Peta Untuk Aspek Mobilitas Penduduk (Belajar Dari Fenomena Mudik Saat Pandemi Covid-19 di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta) 2021-09-25T20:52:38+07:00 Muhammad Arif Fahrudin Alfana arif.fahrudin@ugm.ac.id Hidayati Nur Rohmah arif.fahrudin@ugm.ac.id <p>Tujuan dari kajian ini adalah menjelaskan potensi pemanfaatan Kebijakan Satu Peta (KSP) untuk tema kependudukan khususnya mobilitas penduduk. Kajian ini merupakan kajian kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dengan memanfaatkan publikasi dari jurnal, laporan ilmiah, data publikasi dari badan/lembaga, serta sumber lain yang relevan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif. Hasil kajian menunjukkan peta tematik dalam bidang kependudukan, khususnya mobilitas penduduk, memiliki urgensi yang penting yang dapat dilaksanakan ke depan. Belajar dari fenomena mudik saat pandemi Covid-19 terjadi, pemanfaatan kebijakan satu peta untuk peta tematik pada aspek mobilitas penduduk memegang peranan penting. Peta mobilitas penduduk tersebut akan dijadikan sebagai dasar tracking penduduk sehingga pemerintah daerah asal maupun tujuan dapat melakukan berbagai macam perlindungan bagi para migran. Tantangan ke depan untuk pelaksanaannya adalah ketersediaan data mobilitas penduduk yang tidak akurat sehingga pemangku kepentingan perlu untuk membangun data mobilitas penduduk yang baik.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/44 Pelatihan dan Pembuatan Website bagi pelaku UMKM Desa Kaloran, Gemolong 2021-09-25T21:11:40+07:00 Faiz Ahnaf Eka Putra ahnaf19@student.uns.ac.id Melania Arinka Putri ahnaf19@student.uns.ac.id Muhammad Fikri Haikal ahnaf19@student.uns.ac.id Muhammad Kurniawan Gagah Prakoso ahnaf19@student.uns.ac.id Natasya Chairunisya ahnaf19@student.uns.ac.id Novita Nurul Subekti ahnaf19@student.uns.ac.id Sartika Ayu Andani ahnaf19@student.uns.ac.id Siti Marfu'ah ahnaf19@student.uns.ac.id Winda Istianti ahnaf19@student.uns.ac.id Rita Noviani ritanoviani@staff.uns.ac.id <p>Banyak warga di Desa kaloran yang sudah memiliki Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) seperti usaha tekstil sampai jual beli herbal. Salah satu peluang bisnis yang menggiurkan adalah tingginya minat pasar terhadap produk rumahan. Promosi yang dilakukan para pelaku UMKM di Desa Kaloran pada umumnya adalah <em>word of mouth, </em>dan beberapa sudah menggunakan media sosial Whatsapp. &nbsp;Hal tersebut berdampak pada konsumen pengguna produk UMKM kebanyakan adalah orang terdekat saja. Pandemi Covid 19 yang mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat berdampak pada menurunnya angka penjualan produk. Permasalahan yang muncul adalah kurangnya pengetahuan para pelaku UMKM tentang tata cara promosi online yang efektif sehingga mereka tidak bisa menjangkau pasar yang lebih luas diluar orang-orang terdekatnya. Sedangkan kondisi perkembangan teknologi yang sangat cepat khususnya dibidang bisnis sangat tergantung pada teknologi digital, salah satunya adalah website. Maka dari itu tujuan dari kegiatan ini yaitu mengingatkan pengetahuan dan kemampuan pelaku UMKM didesa kaloran dalam mempromosikan produk UMKM melalui internet dan mampu mengelola website promosi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah difusi iptek dalam pembuatan website, sosialiasi serta pelatihan pengelolahan website. Hasil dari penelitian ini adalah terciptanya website para pelaku UMKM dan meningkatnya kemampuan UMKM dalam melakukan promosi online menggunakan website.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding https://proceeding.uns.ac.id/geospatial/article/view/45 REKLAMASI, RISIKO DAN KETIMPANGAN PERKOTAAN: GENANGAN, ABRASI DAN DAMPAK SOSIAL DI JAWA TENGAH 2021-09-25T21:41:54+07:00 Moh. Gamal Rindarjono mas6amal@yahoo.com <p>Semarang sebagai kota pesisir di Indonesia memiliki fenomena yang sama seperti Surabaya dan Jakarta, seperti intrusi air laut, abrasi, genangan, penurunan, sedimentasi dan pendangkalan pesisir dan banjir dari daerah hulu. Masalah genangan adalah masalah klasik, berbagai upaya dilakukan untuk mengatasinya, namun hingga saat ini belum terkelola dengan baik. Pada musim hujan, di wilayah utara akan menghadapi bencana banjir yang disebabkan oleh reklamasi, reklamasi. Reklamasi adalah proses budidaya (<em>Reclaim</em>) rawa, lahan terdegradasi, penggurunan, dan lahan yang belum dimanfaatkan untuk membuat lahan yang layak untuk subur atau layak huni, juga konversi (tepi pantai) dengan penyediaan sistem drainase untuk berbagai keperluan dengan menggunakan pencegahan dan TPA. Penelitian ini akan dilakukan di Semarang, dengan tujuan: (1) Untuk mempelajari pola litulasi daerah reklamasi dari penyebab terjadinya perkembangan dan penyebaran spasial selama periode 1980-2012; (2) Untuk mempelajari proses evolusi daerah genangan juga daerah abrasi dan faktor yang mempengaruhinya; dan (3) Untuk mempelajari dampak yang menyertai serta setelah berkembangnya reklamasi. Penelitian ini menggunakan metode survei, sampel penelitian di Semarang dan Sayung Demak. Analisis yang digunakan adalah analisis spasial dibantu oleh Sistem Informasi Geografis, dari metode ini akan menunjukkan model spasial tentang dampak reklamasi hingga genangan dan abrasi. Dampak reklamasi untuk fenomena sosial akan disyepankan dengan analisis deskripsi.</p> 2021-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2021 Geo Spatial Proceeding