Kesantunan Berbahasa dalam Seni Ludruk (Tinjauan Pragmatik Grup Kirun Madiun)

Authors

  • Benny Setyo Adi Nugroho

DOI:

https://doi.org/10.20961/imscs.v1i1.469

Keywords:

Ludruk, Kirun, PadSKi, Kesantunan

Abstract

Abstract: The local art of ludruk is currently declining in prestige. When modern entertainment enters various media, traditional ludruk artists in Madiun remain consistent in their profession. The creativity of the Padepokan Seni Kirun group still exists to maintain this art. Kirun is an icon of ludruk art and comedy from Madiun. With his signature Ludruk, Kirun not only entertains the audience, but also serves as a medium to deliver moral messages. In order for the moral message conveyed to be well received by the audience, the use of language in the ludruk performance needs to be studied for its language politeness. This is because the stories in ludruk are stories that originate from the lives of 'wong cilik' so that the language used is too free to be heard by the wider community who have been highly educated. Therefore, in order to avoid misunderstanding, it is necessary to know the language politeness used. The background of the problem above results in the formulation of the problem (1) Definition of Ludruk, (2) Background of the establishment of Padepokan Seni Ludruk Kirun, (3) Definition of Language Politeness, and (4) Language Politeness Strategy. The research method used is content analysis method. The approach used in this research is a theoretical approach using pragmatic theory. This pragmatic approach is based on the language politeness strategy by Brown and Levinson (1987: 311).

Abstrak: Kesenian lokal ludruk saat ini sudah semakin menurun pamornya. Ketika hiburan modern masuk dalam berbagai media, seniman ludruk tradisional di Madiun tetap konsisten menjalani profesinya. Kreativitas grup Padepokan Seni Kirun tetap eksis mempertahankan kesenian ini. Kirun merupakan ikon seni dan lawak ludruk dari Madiun. Dengan Ludruk khasnya, Kirun tidak sekedar menghibur penonton, tapi juga menjadi media pengantar pesan moral. Agar pesan moral yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penikmatnya, maka penggunaan bahasa yang ada di dalam pementasan ludruk perlu diteliti kesantunan berbahasanya. Hal ini dikarenakan cerita dalam ludruk ialah cerita yang bersumber dari kehidupan ‘wong cilik’ sehingga bahasa yang digunakan terlalu bebas untuk didengar oleh masyarakat luas yang telah berpendidikan tinggi. Oleh karena itu agar tidak terjadi kesalahpahaman maka perlu diketahui kesantunan berbahasa yang digunakan. Latar belakang masalah diatas menghasilkan rumusan masalah (1) Pengertian Ludruk, (2) Latar belakang berdirinya Padepokan Seni Ludruk Kirun, (3) Pengertian Kesantunan Berbahasa, dan (4) Strategi Kesantunan Berbahasa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode content analysis atau analisis isi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan teoretis dengan menggunakan teori pragmatik. Pendekatan pragmatik ini didasarkan pada strategi kesantunan berbahasa oleh Brown dan Levinson (1987: 311).

References

Ahmadi, Abu. 1987. Deduktif Metodik. Semarang: CV. Toha Putra.

Brown, P. & Levinson, S. (1987). Politeness: Some Universals in Language Usage. Cambridge: Cambridge University Press.

Brown, P. (2015). “Politeness and Language” (Versi elektronik). International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences, 2 (18), 326 – 330, Diperoleh pada 9 Maret 2016, dari http://dx.doi.org/10.1016/B978-0-08-097086-8.53072-4.

Gunarwan. (2007). Implikatur dan Kesantunan Berbahasa: Beberapa Tilikan dari Sandiwara Ludruk. Dalam Yassir Nasanius (Ed.). Pelbba 18 Pertemuan Linguistik Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Atma Jaya: Kedelapan Belas, (hlm. 85 – 120). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Leech, G. (1993). Prinsip-Prinsip Pragmatik. Terj. M.D.D. Oka. Jakarta: UI Press.

Pramujiono, A. (2015). Representasi Kesantunan Positif-Negatif Brown dan Levinson dalam Wacana Dialog di Televisi (Versi elektronik). Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra 33 (2), 49-50. Diperoleh pada 28 Mei 2016 dari journal.uad.ac.id.

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sutopo, H.B.(2002). Pengantar Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar Teoritis dan Praktis. Surakarta: Pusat Penelitian UNS.

Yule, G. (1996). The Study of Language. Cambridge: The Press Syndicate of The Cambride.

Published

30-04-2023