Pengembangan Agrowisata Berbasis Sistem Integrasi Tanaman-Ternak (SITT) di Desa Gentungan, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar
Keywords:
agrowista, padi organik, sapi potong, SITTAbstract
Salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah pedesaan menciptakan kawasan agrowisata yang berbasis system pertanian terpadu yang ramah lingkungan. Salah satu desa yang telah konsisten mengembangkan Sistem integrasi tanaman-ternak (SITT), melalui padi, sayuran organik dan sapi potong. Melalui optimalisasi pemanfaatan dana desa, tahun 2020 kawasan ini telah mencoba mengembangkan agrowisata berbasis SITT dengan nama Wisata “Embung Setumpeng”. Embung yang berada di area persawahan awalnya hanya digunakan untuk menunjang pengairan area persawahan, kemudian dikembangkan menjadi wisata air, sehingga diharapkan pengunjung dapat menikmati sejuknya udara dan pemandangan area persawahan sekaligus bermain air. Wisata di alam terbuka saat ini sangat digemari, karena dianggap lebih aman di masa pandemi COVID-19 dipandang dari sisi sirkulasi udara untuk menekan penyebaran virus. Namun demikian wisata ini masih sederhana, fasilitas terbatas dan pengunjung baru berasal dari masyarakat desa sekitar, hal ini dikarenakan kurangnya publikasi dan promosi. Oleh karena kegiatan pengabdian ini dilakukan untuk melakukan pendampingan masyarakat dalam mengelola agrowisata oleh pemerintah maupun perguruan tinggi yang ada di sekitarnya. Universitas Sebelas Maret sebagai perguruan tinggi berupaya untuk melakukan pendampingan dengan melakakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan manajemen pengelolaan wisata serta pelatihan promosi dan pemasaran online untuk mempublikasikan agrowisata agar lebih menarik untuk dikunjungi masyarakat yang lebih luas. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah masyarakat pengelola menguasai kemampuan manajemen pengelolaan usaha agrowisata, mampu mendesain dan membuat video/foto content untuk di uploud di media online, serta mampu mengelola media promosi online untuk menarik minat wisatawan.