Introduksi Teknologi Budidaya Sayuran Sistem Akuaponik Ikan Nila Sebagai Program Kemitraan Karang Taruna Desa Sabrang, Kabupaten Klaten
Keywords:
akuaponik, ikan, ketahanan pangan, pemuda, sayuranAbstract
Kemandirian pangan adalah pilar pembangunan sektor lainnya. Petani seringkali diidentikkan dengan pandangan yang kotor, miskin, dan tertinggal. Untuk mengubah pandangan ini, diperlukan pendekatan yang berorientasi pada pemuda, dengan memanfaatkan teknologi akuaponik untuk memancing minat dan keinginan pemuda dalam budidaya sayuran. Selain itu, konsumsi daging, terutama ikan, di Desa Sabrang rendah karena harga ikan yang tinggi akibat jaraknya yang jauh dari para produsen ikan. Akuaponik menghasilkan dua komoditas: ikan sebagai sumber protein dan sayuran sebagai sumber serat. Melalui program pengabdian masyarakat ini, Karangtaruna Desa Sabrang aktif terlibat dalam kegiatan budidaya untuk memperoleh pendapatan sekaligus meningkatkan ketahanan pangan bagi masyarakat sekitar. Pendekatan pemberdayaan dilakukan dengan memberikan pelatihan, pendampingan, dan monitoring secara berkelanjutan. Hasil dari program pengabdian ini adalah terbentuknya kebun akuaponik yang terletak di Desa Sabrang, Kecamatan Delanggu, Klaten. Implementasi akuaponik telah memberikan hasil positif, mencakup aspek ekonomi dengan meningkatkan ketersediaan ikan yang terjangkau dan aspek nutrisi dengan menyediakan pasokan sayuran yang stabil. Dengan adanya akuaponik, para pemuda menjadi antusias terhadap pertanian berkelanjutan, menghilangkan stigma lama terkait pertanian tradisional. Inisiatif ini menjadi titik balik dalam membangun sistem pangan yang tangguh dan mandiri, sekaligus mendorong partisipasi aktif pemuda dalam bidang pertanian.