Sistem Pertanian Agroforestri Kopi Berbasis Pertanian Organik Di Kelompok Tani Kopi Desa Gunungsari, Kabupaten Pati
Abstract
Pemanfaatan lahan yang tidak seimbang dikarenakan tingginya kebutuhan pangan dan hidup, hal tersebut ditandai dengan alih fungsi lahan hutan menjadi lahan produksi. Salah satu penyebabnya yaitu keterbatasan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya lahan hutan sebagai alat konservasi lingkungan. Langkah pemerintah untuk menguranginya adalah dengan menerapkan sistem Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang memiliki tujuan utama memperdayakan masyarakat setempat dalam memanfatkan sumber daya hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan tidak mengubah fungsi utama dari hutan. Desa Gunungsari, kecamatan Tlogowungu, Jawa Tengah merupakan sebuah desa yang berada lereng Gunung Muria, yang belum sepenuhnya menerapkan sistem pertanian organik dan agroforestri dalam lahan pertaniannya khususnya budidaya kopi. Hal tersebut ditandai dengan limbah kulit kopi yang belum termanfaatkan. Limbah berupa kulit biji kopi dapat mencapai ±50%-60% dari berat total hasil panen biji kopi yang didapatkan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai sistem pertanian organik yang berbasis agroforestri dengan memanfaatkan limbah kulit kopi sebagai sumber bahan organik. Tahapan kegiatan ini meliputi observasi lapangan/survei, perumusan metode pengabdian, pelaksanaan pengabdian dan diskusi (ceramah) yang selanjutanya masyarakat mengimplementasikan materi yang sudah disampaikan serta pendampingan. Dari hasil kegiatan pengabdian ini, masyakat sudah mulai menerapkan sistem Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan pertanian organik berbasis agroforestri (dibawah tegak pohon pinus, sengon dan manggis) ditandai dengan memanfaatkan limbah kopi sebagai pupuk kompos.