Sirkus dan Rubuha Sebagai Solusi Teknologi Pengusir Hama Tikus Berkelanjutan di Desa Glagahwangi, Polanharjo, Klaten
Keywords:
pengendalian hama, pertanian berkelanjutan, rubuha, teknologi sirkus, tikus sawah.Abstract
Tikus sawah (Rattus argentiventer) merupakan hama utama dalam budidaya padi yang menyebabkan kerugian besar bagi petani. Kerugian akibat serangan hama tikus mencapai 15-20% setiap tahunnya. Penanaman yang dilakukan secara tidak serempak memicu perkembangan populasi hama tikus yang pesat sebab tersedianya pakan yang melimpah. Pengendalian hama tikus hingga saat ini masih berfokus pada pengendalian secara manual dan mekanik. Pengendalian hama tikus yang dilakukan pada pengabdian didasarkan pada penerapan konsep pertanian berkelanjutan dengan menerapkan pengendalian hama secara terpadu sehingga minim penggunaan bahan kimia agar tidak meninggalkan residu yang berdampak negatif bagi lingkungan. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengembangkan metode pengendalian hama tikus secara terpadu yang ramah lingkungan melalui penerapan teknologi Sirkus (Pengusir Tikus) dan Rubuha (Rumah Burung Hantu). Sirkus memancarkan gelombang ultrasonik dengan menggunakan tenaga listrik yang berasal dari accu untuk mengusir tikus, sementara Rubuha menyediakan tempat tinggal bagi burung hantu sebagai predator alami hama tikus. Metode penelitian melibatkan partisipasi aktif masyarakat Desa Glagahwangi dalam pembuatan dan penerapan teknologi tersebut. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan Sirkus dan Rubuha efektif dalam mengurangi populasi tikus dan meningkatkan hasil panen. Program ini juga mendukung pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan dan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya pada poin 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) dengan mempromosikan pengembangan industri kreatif berkelanjutan. Kesimpulannya, teknologi yang dikembangkan dapat menjadi solusi alternatif yang efektif dan berkelanjutan dalam pengendalian hama tikus di lahan pertanian padi.