Pemberdayaan Kelompok Tani dalam Pemanfaatan Bioelisitor untuk MeningkatkanPertumbuhan Tanaman Bawang Merah dan Menurunkan Intensitas Penyakit Trotol
Keywords:
Allium sativum, Alternaria porri, Bioelisator, Tani Maju, TawangmanguAbstract
Tawangmangu menjadi daerah penyumbang produksi bawang merah terbesar di kabupaten Karanganyar. Dalam usaha budidaya bawang merah, salah satu kendala yang sering dihadapi oleh petani adalah munculnya penyakit trotol atau bercak ungu yang disebabkan oleh jamur Alternaria porri. Penyakit ini dapat menurunkan produksi bawang merah 40-57%. Peningkatan intensitas penyakit terjadi pada tanaman yang pertumbuhannya lemah atau kurang optimal. Upaya peningkatan kualitas pertumbuhan dan produksi bawang merah dapat dilakukan melalui pengendalian patogen secara alami dan ramah lingkungan. Salah satu metode pengendalian tersebut adalah penggunaan teknologi bioelisitor yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi dan akumulasi fitoaleksin, meningkatkan aktivasi danekspresi gen terkait biosintesis metabolit sekunder, serta menginduksi resistensi tumbuhan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan mengenalkan bioelisitor berbahan utama gulma untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman bawang merah danmengendalikan penyakit bercak ungu pada kelompok tani Taruna Maju di desa Gondosuli kecamatan Tawangmangu kabupaten Karanganyar. Pemilihan kelompok tani Taruna Maju sebagai mitra disebabkan karena kelompok tani Taruna Maju ini aktif memproduksi bawangmerah baik untuk konsumsi maupun sebagai bibit tanaman. Selain itu, banyak anggota kelompok
tani Taruna Maju belum mengetahui manfaat bioelisitor bagi tanaman bawang merah. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan mengenai manfaat bioelisitor bagi pertumbuhan tanaman, pendampingan tentang pembuatan bioelisitor berbahan gulma, serta aplikasinya pada tanaman bawang merah. Hasil pendampingan menunjukkan bahwa penggunaan bioelisitor berbahan gulma terbukti dapat meningkatkan produksi bawang sebanyak 2,55 ton per hektar disertai penurunan intensitas penyakit
bercak ungu sebesar 14,6%.