Analisis Pola Tanam Beras Merah Di Pegunungan Karst Kabupaten Gunungkidul

Authors

  • Muhammad Fariz Yoga Pranata Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • Ernoiz Antriyandarti Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakata
  • Umi Barokah Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakata

Keywords:

lahan kering, karst, pola tanam

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris dengan lahan pertanian yang luas dan beragam jenisnya. Luas lahan yang besar merupakan potensi dalam bidang pertanian untuk membudidayakan berbagai komoditas pertanian. Pemanfaatan sumberdaya lahan untuk pengembangan pertanian perlu memperhatikan kondisi serta potensi lahan, agar diperoleh hasil yang optimal. Selain memiliki potensi lahan basah, Indonesia juga terdapat lahan kering. Salah satu wilayah yang diketegorikan lahan kering adalah wilayah karst. Menurut Palmer (2011) Karst adalah daerah yang ditandai oleh bentang alam dengan gua, dolin, dan sungai bawah tanah yang terbentuk dari pelarutan batuan yang mudah larut seperti kapur, dolomit, dan gypsum. Karst biasanya ditandai oleh ketersediaan gua, terowongan, sumur, dan sungai bawah tanah, serta kemampuan sistem air bawah tanah untuk mengalir dan menyimpan air dalam bentuk akuifer (Gunn, 2004). Kawasan karst yang ada di Pulau Jawa salah satunya adalah karst Gunungsewu yang membentang dari Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, di sisi barat; sampai dengan Pantai Teleng Ria, Kabupaten Pacitan, di sisi timur. Secara administratif, kawasan ini terletak di tiga provinsi, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten yang memiliki kawasan karst di Provinsi D.I.Yogyakarta. Karst Gunungsewu memiliki potensi sebagai sumber air, sebagai habitat flora dan fauna dengan tingkat endemisitas tinggi, serta sumberdaya mineral. Kawasan karst umumnya memiliki tanah yang berbeda dengan tanah di daerah non-karst. Tanah karst cenderung memiliki sifat yang kering dan kurang subur karena terbentuk dari batuan kapur yang tidak mudah menahan air. Kondisi tersebut membuat petani di daerah karst memiliki cara yang berbeda dalam melakukan usahatani. Kondisi tersebut mendorong untuk melakukan identifikasi pola tanam yang dilakukan petani padi di daerah karst. Berdasarkan pengamatan dan identifikasi di lokasi penelitian, terdapat 4 jenis pola tanam, yaitu Pola tanam I (padi, jagung, ubi kayu dan kacang tanah); Pola tanam II (padi, jagung, dan kacang tanah); Pola tanam III (padi, ubi kayu dan kacang tanah); Pola tanam IV (padi). Petani di pegunungan karst Kabupaten Gunungkidul sabagian besar menerapkan pola tanam I yaitu dengan menanam padi, jagung, ubi kayu dan kacang tanah. Penggunaan pola tanam I lebih banyak diterapkan petani karena mengoptimalkan penggunaan lahan ditiap musim, serta memperoleh berbagai macam hasil panen.

Published

2023-05-30