Potensi Sumber Ekstrak dari Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor L.) yang Berbeda Sebagai Bioherbisida

Authors

  • Edi Susilo Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Ratu Samban, Jl. Jenderal Sudirman No. 87 Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara
  • Nanik Setyowati Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Jl. WR. Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371
  • Uswatun Nurjannah Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Jl. WR. Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371
  • Hesti Pujiwati Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Jl. WR. Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371
  • Riwandi Riwandi Program Studi Ilmu Tanah, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Jl. WR. Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371
  • Zainal Muktamar Program Studi Ilmu Tanah, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Jl. WR. Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371

Keywords:

autotoksik, herbisida organik, peluang, pertanian organik, sorgaab

Abstract

Tanaman sorgum dikenal tanaman banyak manfaat, sebagai pangan, pakan, pupuk
organik, dan bioherbisida. Sebagai bioherbisida, tanaman sorgum mengandung alelokimia.
Ekstrak air bersumber dari bahan berbeda merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Aplikasi
ekstrak air bersumber dari tanaman sorgum dengan ragamnya merupakan suatu fenomena
penelitian bioherbisida. Penelitian bertujuan untuk mengetahui daya hambat perkecambahan
dengan perlakuan ekstrak air sorgum dari sumber yang berbeda. Penelitian menggunakan
rancangan acak kelompok satu faktor. Perlakuannya yaitu kontrol, daun besar berasal dari
tanaman utama, daun kecil berasal tanaman utama, batang berasal tanaman utama, akar besar
berasal tanaman utama, akar kecil berasal tanaman utama, daun besar berasal tanaman ratun,
daun kecil berasal tanaman ratun, batang berasal tanaman ratun, akar besar berasal tanaman
ratun, dan akar kecil berasal tanaman ratun. Percobaan menerapkan metode bioassay pada
cawan petri. Setiap cawan petri dituang 10 ml ekstrak air, disemai 25 biji sorgum, dan
diinkubasi selama lima hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya hambat
perkecambahan tertinggi dicapai oleh perlakuan batang, akar besar maupun akar kecil berasal
tanaman utama dengan nilai lebih rendah masing-masing pada persentase kecambah normal
(1,33%, 0,00%, 6,67%), kecambah abnormal (2,67%, 14,67%, 12,00%), biji tidak tumbuh
(96,00%, 85,33%, 81,33%), panjang plumula (3,01 cm, 2,85 cm, 3,01 cm), panjang radikula
(1,40 cm, 1,59 cm, 1,69 cm), bobot basah plumula (0,003 g, 0,013 g, 0,029 g), bobot basah
radikula (0,001 g, 0,002 g, 0,003 g), bobot basah kecambah (1,233 g, 1,093 g, 1,140 g), bobot
kering plumula (0,0000 g, 0,0017 g, 0,0027 g), bobot kering radikula (0,0000 g, 0,0000 g,
0,0003 g), bobot kering kecambah (0,0007 g, 0,0097 g, 0,0183 g). Temuan ini menunjukkan
bahwa ekstrak sorgum yang berasal dari tanaman utama dengan organ batang, akar besar
maupun akar kecil menghasilkan senyawa alelopati tertinggi. Oleh karena itu, tanaman utama
lebih berpotensi sebagai sumber bioherbisida terbaik.

Published

2023-05-30