Pemanfaatan Limbah Organik Terhadap Produksi dan Kandungan Nutrisi dari Larva Lalat (Hermetia illucens)
Keywords:
larva, produksi berat basah, produksi berat kering, limbah sayur dan buah, protein kasarAbstract
Limbah organik harus ditangani dengan baik, maka sebagian besar tantangan
pengelolaan limbah padat akan dapat terselesaikan dimana seringkali menimbulkan bau dan
penyakit. Salah satu penanganannya yaitu mendaur ulang limbah organik dengan metode
biokonversi. Sehingga nilai guna limbah organik semakin tinggi dan lebih termanfaatkan.
Umumnya, organisme yang berperan dalam proses biokonversi ini adalah jamur, bakteri, dan
larva serangga. Larva serangga Hermetia illucens/Black Soldier Fly (BSF) ini sering digunakan
sebagai agen biokonversi, dan lebih dikenal dengan istilah “larva lalat/maggot”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai jenis media pertumbuhan larva lalat/maggot,
dengan parameter produksi berat basah, produksi berat kering, serta kandungan nutrisinya
(protein kasar). Media yang dipakai adalah dengan perlakuan P0 : kotoran ayam; P1 : kotoran
ayam + ampas tahu; P2 : limbah sayuran dan buah2an + ampas tahu; P3 : tandan buah kosong
kelapa sawit + ampas tahu. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jumlah produksi
berat segar dan berat kering larva lalat (Hermetia illucens) dari perlakuan media pertumbuhan
larva lalat/maggot yang berbeda dan nilai nutrisi yang terkandung didalamnya. Media tumbuh
larva lalat/maggot menunjukkan adanya relasi terhadap berat basah dan berat kering larva
lalat/maggot. Hasil rataan produksi berat segar larva lalat/maggot selama 18 hari berkisar antara
2.070 gram sampai dengan 1.290 gram. Produksi bahan kering menghasilkan rataan berkisar
antara 632,70 gram sampai dengan 338,65 gram. Kandungan protein kasar larva lalat/maggot
tertinggi diperoleh pada perlakuan P1 terkandung pada larva lalat/maggot sebesar 45,28% dan
terendah terdapat pada perlakuan P3 dimana protein yang terkandung sebesar 42,70%.