Analisis Kelayakan Usaha Minuman Herbal Pada LMDH Banyurip Lestari
Keywords:
Analisis Kelayakan Usaha, Hasil Hutan Bukan Kayu, Jahe, LMDH Banyurip Lestari, Minuman HerbalAbstract
Desa Banyurip merupakan salah satu desa yang berada di dalam kawasan hutan
produksi Perum Perhutani KPH Surakarta. Seiring dengan persetujuan Perhutanan Sosial tahun
2019, maka masyarakat memanfaatkan lahan di bawah tegakan hutan jati untuk bertanam
tanaman semusim, salah satunya jahe. Untuk meningkatkan nilai jual jahe, maka LMDH
Banyurip Lestari memproduksi minuman herbal “Wana Herba” sejak 2021. Sebagai usaha
baru, maka diperlukan informasi mengenai kelayakan usaha untuk mendukung
pengembangannya di masa mendatang. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis kelayakan ekonomi dan finansial dari usaha minuman herbal jahe instan “Wana
Herba” yang dilakukan oleh anggota LMDH Banyurip Lestari. Teknik pengumpulan data yang
digunakan meliputi observasi, wawancara. dan studi literatur. Kemudian dilakukan
perhitungan biaya produksi yang terdiri dari biaya tetap (penyusutan), biaya tidak tetap, harga
pokok produksi, dan Break Even Point (BEP). Data penjualan dan harga jual produk herbal
yang telah ditetapkan oleh LMDH Banyurip Lestari kemudian digunakan untuk menghitung
pendapatan dan keuntungan yang diperoleh dalam satu bulan. Selanjutnya, dilakukan analisis
kelayakan usaha dengan menggunakan Return On Investment (ROI) dan Revenue Cost Ratio
(R/C). Hasil penelitian menunjukkan biaya penyusutan per bulan sebesar Rp.416.250,00 biaya
tidak tetap Rp.1.574.000,00 harga pokok produksi Rp.19.900,00 dan BEP sebesar 67 pcs untuk
satu kali produksi. Pendapatan yang dihasilkan LMDH Banyurip Lestari melalui usaha
minuman herbal adalah Rp.3.000.000,00 dengan keuntungan sebesar Rp.1.009.750,00.
Berdasarkan analisis kelayakan usaha diketahui ROI dan R/C adalah 50,73% dan 1,50. Hal ini
menunjukkan bahwa usaha minuman herbal Wana Herba layak untuk dikembangkan.