Dinamika Populasi Mikroba dengan Pola Tanam yang Berbeda pada Pertanaman Kentang Di Kecamatan Merek Kabupaten Karo, Sumatera Utara

Authors

  • Delima Napitupulu Program Studi Ilmu Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, 20155
  • Abdul Rauf Program Studi Ilmu Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, 20155
  • Mariani Sembiring Program Studi Ilmu Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, 20155
  • Posma Marbun Program Studi Ilmu Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, 20155

Keywords:

andisol, pola tanam, C/N Tanah, populasi mikroba

Abstract

Populasi mikroba mengindikasikan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk dapat
memengaruhi jumlah mikroba dalam tanah yang ditanami kentang. Pertanaman kentang di
Kabupaten Karo umumnya didominasi oleh tanah Andisol yang memiliki karakteristik tanah
yang subur. Namun penggunaan bahan kimia yang tinggi pada pengelolaan lahan
menyebabkan penurunan hasil tanaman. Kentang termasuk ke dalam keluarga Solanaceae dan
spesies Solanum tuberosum.Solanum merujuk pada genus atau kelompok tumbuhan yang
mirip dengan kentang, sedangkan tuberosum berarti "berumbi". Kentang memiliki berbagai
varietas atau jenis dan yang umum digunakan dengan nama Granola. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dinamika mikroba pada pola tanam yang berbeda di pertanaman kentang.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas FMIPA USU, dimana
dilakukan Analisa karakteristik tanah dan isolasi mikroba dari tanah bekas tanaman kentang
berdasarkan uji kuantitatif. Jumlah mikroba dihitung menggunakan metode standard plate
count. Pada Analisa karakteristik tanah, C/N yang lebih tinggi dijumpai pada rotasi tanam
kentang dan leguminosa serta sistem tanam tumpeng sari kentang dan leguminose , yaitu
masing-masing dengan nilai sebesar sebesar 9,71 dan 9,24. Pertumbuhan mikroba
menggunakan media nutien agar yang kaya akan nutrisi dan pada inkubasi tanah Andisol
dengan dosis mikroba sebanyak 1 ml. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada jenis
tanah andisol yang ditanami tanaman kentang dengan rotasi tanam kentang dan sebelumnya
leguminosa, kemudian sistem tanam tumpang sari pada tanaman kentang dengan leguminose
menghasilkan populasi mikroba yang lebih tinggi dibanding sistem tanam lainnya, yaitu
sebesar 3,0 × 106 CFU/ml dan 2,57 × 106 CFU/ml Demikian juga untuk populasi Bakteri
Pelarut Fosfat, masing-masing sebesar 8,53 × 106 CFU/ml dan 7,10 × 106 CFU/ml.

Published

2023-05-30