Manifestasi Likuefaksi dan Gerakan Tanah Akibat Gempa Bumi 14 Dan 15 Januari 2021 di Majene, Sulawesi Barat

Authors

  • Dita Arif Yuwana Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan, Badan Geologi
  • Kurniah Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan, Badan Geologi
  • Taufiq Wira Buana Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan, Badan Geologi

Keywords:

Gempabumi, Likuefaksi, Gerakan Tanah, Pembangunan

Abstract

Gempabumi mengguncang Majene pada 14 dan 15 Januari 2021 dengan magnitudo 5,9 dan 6,2. Peristiwa tersebut menimbulkan bencana ikutan yaitu likuefaksi dan gerakan tanah. Pengamatan lapangan dilakukan dua minggu pasca gempabumi untuk memetakan sebaran dari likuefaksi dan gerakan tanah sebelum bukti kejadian dibersihkan

Likuefaksi terdapat di endapan kuarter pasiran dengan air tanah dangkal. Tipe kerusakan likuefaksi berupa sand boil, penurunan tanah lokal, dan pergeseran lateral. Sampel teramati di 56 titik lokasi sebagian besar di dataran pantai dan aluvial di Malunda, Mekkata, Kasambang, Taan, Tapalang, serta sebagian kecil di Pasabu, Dungkait dan Rimuku. Kemudian gerakan tanah berupa longsor di lereng tebing perbukitan sepanjang pantai hingga perbukitan jalan Mamuju - Majene. Tercatat sebanyak 44 titik di jalur Mamuju - Tapalang dan 50 titik di perbukitan Malunda.

Dalam melakukan pembangunan selanjutnya perlu kajian geologi rinci di daerah rentan likuefaksi dan gerakan tanah. Terutama yang akan dibangun di kawasan ekonomi, pemukiman, industri dan transportasi.

Published

2021-09-30