Pengaruh Kerapatan Tingkat Naungan dan Volume Pemberian Air pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Cabai Jamu (Piper retrofractum Vahl.)

Penulis

  • Catur Wasonowati
  • Mustika Tripatmasari
  • Nur Hamidah

Abstrak

Tanaman cabai jamu (Piper retrofactum Vahl.) merupakan tanaman obat penghasil rempah dan fito¬farmaka yang dibudidayakan pada agroekosistem lahan kering dan diperbanyak dengan stek (sulur panjat). Tingkat keberhasilan stek cabai jamu didukung dengan rekayasa lingkungan seperti pemberian naungan dan air yang tepat. Tujuan penelitian untuk mengetahui pertumbuhan bibit tanaman cabai jamu dengan pemberian naungan dan air yang tepat. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Prodi Agroekoteknologi FP UTM pada bulan Agustus-November 2023. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan RAK faktorial. Petak Utama yaitu tingkat kerapatan naungan : N1(Tanpa naungan), N2(Naungan 65%) , N3( Naungan 90%), Anak Petak : volume pemberian air; A1: 100% KL(400 ml), A2: 75% KL(300 ml) dan A3: 50% KL(200 ml). Pengamatan pertumbuhan tanaman cabai jamu : persentase stek hidup, panjang tanaman(cm), jumlah daun(helai), luas daun(cm2), panjang akar (cm), jumlah akar (helai). volume akar(ml. Data dianalisis menggunakan ANOVA jika berpengaruh nyata dilakukan uji lanjut DMRT 5%. Perlakuan kerapatan tingkat naungan dan volume pemberian air terjadi interaksi antar perlakuan pada parameter pertumbuhan : panjang tanaman (28HST), jumlah tunas (42HST), sedangkan parameter jumlah daun, luas daun, panjang akar, jumlah akar, volume akar tidak terjadi interaksi. Perlakuan kerapatan tingkat naungan berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun pada pengamatan 7 dan 14 HST dan jumlah tunas pada pengamatan 21 HST. Perlakuan volume pemberian air tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan.

Unduhan

Diterbitkan

2024-12-07